PASAMAN BARAT, Marapi Post-Pasca terbakarnya tumpukan tandan kosong kelapa sawit yang sudah menggunung milik PT Agro Wira Ligatsa (AWL) Pemda Pasaman Barat terkesan tutup mata, namun Kapolres Pasaman Barat AKBP Sugeng Hariyadi langsung datangi Ke. lokasi didampingi Kapolsek Gunung Tuleh untuk memastikan kondisi tersebut.
Dimana kebakaran tumpukan tandan kosong tersebut terbakar sejak Jumat 23/7 sampai Sabtu (24/7) dini hari api baru bisa dijinakkan. Api juga sempat merambah ke kolam limbah yang ada di lokasi pabrik pengolahan kelapa sawit milik perusahaan tersebut.
Kapolres Pasaman Barat, AKBP Sugeng Hariyadi mengatakan ia sengaja mendatangi PT AWL untuk melihat langsung dugaan laporan kebakaran yang diterima pihak nya.
“Kita mengecek ada nya dugaan laporan kebakaran di lokasi PT AWL ini dan kita cek terutama antisipasi. Nama nya juga kebakaran, kita tidak bisa prediksi, makanya kita cek kesini,” katanya kepada Wartawan . dilokasi, Sabtu (24/7/2021).
Ia juga mengucapkan syukur api bisa dikendalikan meski petugas maupun tim gabungan yang terlibat baru bisa memadamkan api hingga larut malam.
“Kita akan mendalami terlebih dahulu serta akan periksa dan panggil untuk meminta keterangan dari pihak perusahaan maupun dari pihak-pihak terkait lainnya tentang bagaimana seharusnya dan bagaimana penanganannya,” ungkapnya.
“Tim penyidik yang akan mendalami. Untuk keterangan lebih lanjut kita belum bisa memberikan. Sedangkan untuk korban jiwa tidak ada, namun untuk korban benda sih ada serta tidak berakibat kemana-mana,” sambungnya.
Sedangkan Manajer PT AWL, Rudi menerangkan tumpukan tandan kosong kelapa sawit yang berada disekitar pabrik baru bisa dipadamkan hingga Sabtu dini hari.
“Api sempat menyambar kolam satu (utama) pembuangan limbah pabrik. Memang letak nya berdekatan, kami sempat kewalahan untuk memadamkan api,” terangnya.
Ia juga mengungkapkan kebakaran itu diduga akibat karyawan yang ditugaskan tiap hari untuk menyiram tandan kosong yang bersuhu panas setelah diolah sedang tidak berada ditempat.
Kemudian lanjutnya, tumpukan tandan kosong kelapa sawit yang terbakar mengandung metanol. Disamping itu angin kencang serta cuaca yang panas bisa saja dengan mudah memicu api.
“Karyawan kita yang biasa ditugaskan di lokasi tumpukan tandan kosong ini pergi sedang pergi Salat Jumat. Kami pun terkejut melihat kobaran api setelah pulang dari Salat Jumat,” ungkapnya.
Tambah Rudi, api semakin sulit dipadamkan ketika kolam limbah satu ikut terbakar. Gas yang ada dalam kolam limbah membuat api semakin membesar ketika disirami dengan air.
“Kita sempat menunggu gas yang berada di dalam kolam berkurang terlebih dahulu. Karena semakin kita siram, maka apinya semakin besar,” terang Rudi.
Disamping itu ia juga menjelaskan tanda kosong kelapa sawit merupakan salah satu limbah padat hasil samping dari proses produksi minyak kelapa sawit.
“Selama ini, limbah tanda kosong kelapa sawit dikumpulkan di area sekitar pabrik, dibakar atau ditebarkan ke area perkebunan sebagai pupuk,” tutupnya.
Secara terpisah salah seorang ninik mamak Simpang Tigo Alin Nagari Muaro Kiawai, Kasman Datuak Bagindo Sati berharap kepada pemerintah untuk meninjau kembali perizinan PT AWL.
Hal itu dikarena kata dia, perusahaan tersebut selama beroperasi melakukan pengolahan tandan buah sawit di nagari tersebut diduga telah melakukan pencemaran lingkungan.
“Kemaren akibat kebakaran dari tandan kosong membuat daerah Simpang Tigo Alin diselimuti asap. Belum lagi asap yang keluar dari cerobong pabrik mereka yang terlalu rendah, sehingga terjadi nya pencemaran lingkungan tiap hari disini,” katanya.
“Kami sudah tak tahan dengan asap yang menyebar tiap hari di udara, apa udara seperti ini yang kami hirup, pemerintah harus menegur agar perusahaan meninggikan cerobong asap mereka. Belum lagi bau limbah pabrik membuat kami tak tahan,” mengakhiri.(Buyung roni)