TANJUNG RAYA, marapipost.com-Gedung Pusat Pariwisata Ramah Muslim Ar Sutan Mansur, di Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Kamis (12/12/2024). Acara ini berjalan sukses. Tidak tanggung-tanggung, dihadiri Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr. H. Amirsyah Tambunan, MA, Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia Irfan Parulian.
Hadiri juga Ketua Lembaga Wakaf MUI (LWMUI/Wakaf MUI) Dr. Ir. H. Lukmanul Hakim, M.Si, Wali Nagari Sungai Batang Ahsin Chaniago Bandaro Kayo, Camat Tanjung Raya Al Hafidz dan keluarga besar Buya Sutan Ahmad Rasyid Sutan Mansur-Fatimah Karim Amrullah, Hanifah, selaku wakif wakaf produktif.
Pejabat Dinas Pariwisata Kabupaten Agam dan Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, tim dari Enhaii Halal Tourism Center (EHTC) Politeknik Pariwisata NHI Bandung Kementrian Pariwisata RI, Sekretaris Lembaga Wakaf MUI Guntur Subagja Mahardika dan Bendahara LWMUI Jojo Sutisna, juga hadir.

Sekjen MUI Pusat, Amirsyah Tambunan berharap, agar dua tokoh nasional dan internasional Buya Hamka dan AR Sutan Mansur, kelahiran Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya jadi ikon Wisata Sumatra Barat, khususnya Kabupaten Agam.
“Semoga gedung Pusat Pariwisata Ramah Muslim Ar Sutan Mansur ini, jadi wadah edukasi lebih baik bagi masyarakat lokal maupun luar negeri, sekaligus penguatan penguatan keteladanan bagi generasi saat ini”, tutur Sekjen MUI Pusat Amirsyah Tambunan. Objek yang diresmikan atas prakarsa MUI dan Bank Indonesia ini optimal Wakaf Produktif Pariwisata Halal Danau Maninjau yang terletak di Nagari Sungai Batang jadi pusat pariwisata halal (halal tourism hub).
Departemen Ekonomi Syariah (DEKS) Bank Indonesia Irfan Parulian, melihat potensi besar untuk pengembangan pariwisata halal (halal tourism) di kawasan Maninjau, sebagai pilot proyek pengembangan pariwisata ramah muslim (PRM) berbasis desa wisata, di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
“Melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada Lembaga Wakaf MUI, menggandeng kerjasama wakaf produktif dengan ahli waris keluarga Buya AR St. Mansur – Ibu Fathimah Karim Amrullah, merevitalisasi dan rekontruksi rumah bersejarah warisan dari Inyak Doktor Karim Amrullah kepada Fathimah Karim Amrullah, istri Buya AR Sutan Mansur, di tepi Danau Maninjau, Nagari Sungai Batang.
Semoga tanah dan rumah itu digunakan untuk pusat pengembangan pariwisata ramah muslim (PRM) Nagari Sungai Batang yang lokasinya hanya beberapa ratus meter dari makam Syekh Amrullah dan Masjid peninggalan Syekh Amrullah, sekitar tiga kilometer dari Museum Buya Hamka.
PRM Desa Wisata Nagari Sungai Batang ini akan menjadi pusat (center/hub) pengembangan pariwisata halal di Nagari Sungai Batang dan kawasan Danau Maninjau yang dikelilingi 10 nagari, yang dapat menjadi rantai nilai halal (halal value chain/HVC) yang berdampak meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat melalu sektor pariwisata, budaya, serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMK).
“Ini merupakan percontohan implementasi dari Peta Jalan (Roadmap) Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim (PRM) yang disusun oleh para stakehoders pariwisata halal yang melibatkan sejumlah Kementerian dan lembaga serta komunitas pariwisata ramah muslim”, katanya.
Ada 6 fungsi dalam pusat pengembangan PRM Nagari Sungai Batang di Maninjau. Pertama; manajemen organisasi desa wisata. Kedua, pusat penjualan (sales center). Ketiga, pusat bisnis komunitas (community business center). Keempat, pusat informasi wisatawan terintegrasi (integrated tourist information center).
Kelima, pusat layanan homestay masyarakat (integrated guest house). Keenam, galeri produk-produk UMKM lokal (local product showcase). Pusat PRM Nagari Sungai Batang dilengkapi dengan kedai (kafe), roof top untuk spot foto yang dapat memandang luas Danau Maninjau, serta ruang terbuka dan amphitheatre untuk pentas seni dan budaya masyarakat.
Dalam gedung dengan arsitektur rumah gadang itu terdapat ruang (space) berbentuk museum mini, berguna untuk memajang dokumentasi, foto, barang-barang, dan karya masa perjuangan Buya AR St. Mansur dan Fatimah Karim Amrullah, Buya Hamka, dan tokoh-tokoh perjuangan asal Maninjau, yang menjadi bagian dari sejarah kemerdekaan dan pembangunan Indonesia.
PRM Sungai Batang juga akan dilengkapi sarana digital untuk memudahkan wisatawan mendapatkan informasi, mempelajari budaya dan sejarah, marketplace paket wisata dan produk UMKM, serta sarana transaksi pembayaran berbasis QRIS.
Kawasan Nagari Sungai Batang dipilih, adalah salah satu penghormatan terhadap ulama besar Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka), adalah salah satu pendiri sekali gus Ketua Umum MUI pertama di Indonesia.
Disamping itu, aset wakaf produktif yang dikembangkan adalah aset yang memiliki sejarah perjuangan ulama besar Buya AR Sutan Mansur yang berinstrikan Fatimah Karim Amrullah dalam perjuangan nasional. Rumah ini pernah dikunjungi Soekarno sejak menjelang kemerdekaan dan setelah Soekarno menjabat Presiden Republik Indonesia.
Pengembangan rantai nilai halal pariwisata ramah muslim mencakup pengembangan Muslim Friendly Travel Indicator (MuFTI) dan peta jalan (roadmap) strategi pengembangan berbasis komunitas dan masyarakat.
Untuk itu dilakukan pendampingan pengelolaan serta penguatan kelembagaan komunitas usaha berbasis syariah dalam upaya mewujudkan dan meningkatkan perekonomian RNH PRM, melalui pengembangan ekosistem berbasis kearifan lokal. Pengelolaannya dilaksanakan Wali Nagari Sungai Batang bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), komunitas UMKM, komunitas adat setempat, dan lembaga/komunitas terkait lainnya.
Dengan hadirnya pusat pariwisata ramah muslim (PRM) Nagari Sungai Batang akan memudahkan wisatawan memperoleh informasi wisata, paket wisata, produk UMKM, dan penginapan (guest house) di kawasan Maninjau. Ini akan meningkatkan produktivitas masyarakat Maninjau, khususnya generasi muda, serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Hasil manfaat dari pengelolaan wakaf produktif, akan disalurkan kembali kepada masyarakat untuk pengembangan kapasitas sumber daya manusia, ekonomi produktif, sarana ibadah, dan sosial. Pariwisata ramah muslim Sungai Batang diharapkan menjadi role model pengembangan pariwisata halal berbasis wakaf produktif. Ini merupakan bagian dari peran wakaf produktif dalam pengembangan industri halal di Indonesia.
Tim dari Enhaii Halal Tourism Center (EHTC) Politeknik Pariwisata NHI Bandung Kementrian Pariwisata RI, Hariyadi Dermawan mendukung sepenuhnya program yang sudah dilakukan MUI Pusat tersebut di daerah ini, dan berharap program nagari atau desa wisata yang ada tetap mengoptimalkan program pemberdayaan masyarakat sekitar, sehingga semua komponen masyarakat saling bersinergi membangun pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik dan maju.
Walinagari Sungai Batang Ahsin siap mendorong dan memotivasi masyarakat untuk menyukseskan program dan lembaga ada saat ini, sehingga wisatawan lokal dan luar negeri semakin ramai berkunjung ke daerah ini. “Karena itu, kita berharap kerjasama yang yang sudah terjalin baik ini tetap eksis mendorong pariwisata ramah muslim di daerah ini”, jelas Wali Nagari Sungai Batang Ahsin.[lk]