Oleh Lukman
MARAPI POST.COM, menurunkan artikel ‘Ikan Mati di Danau Maninjau Semenjak Dulu, Siapa yang Disalahkan?’. Iya!, benar!, ikan mati di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, semenjak dulu, tidak dari sekarang saja, tapi semenjak dulu. Cuma bedanya, ikan yang mati sekarang ini tidak hanya ikan lepas didalam danau, tapi kini, ikan yang nampak banyak mati ikan yang dibudidayakan dalam Keramba Jaring Apung (KJA).
Saya masih ingat, ketika itu tahun 1991, PODSI Sumbar gelar Lomba Dayung Tingkat Nasional di Danau Maninjau. Saya ketika itu dapat tugas dari Harian Singgalang untuk membantu meliput aktivitas lomba dayung. Saya memantau aktivitas dayung ditepian danau yang landai bersama orang banyak yang menyaksikan jalannya lomba dayung, ramai, penonton datang dari berbagai penjuru.
Sembari meliput kegiatan lomba dayung bersama pengunjung lalinnya, saya menyaksikan ikan ikan banyak mati. Kebetulan ketika itu selama gelanggang ramai, kalau tidak salah, acara itu digelar selama 3 hari. Selama 3 hari itu terjadi angin kencang. Apakah angin itu disebut badai?, tidak tau juga, tapi yang jelas cuaca bagus, kemarau melanda dan angin kencang ketika itu.
Selama saya membantu meliput kegiatan dayung, saya menyaksikan tiap hari ikan ikan banyak mati. Jenis ikannya ikan rinuak, dan ikan lainnya. Saya Tanya ketika itu kepada seseorang, kenapa ikan ikan ini mati, dijawab oleh orang tersebut, tiap tahun ikan ikan di Danau Maninjau itu mati. Sekarang musimnya, tutur orang itu, tapi penulis tidak menanyakan nama orang itu.
Jadi di Danau Maninjau itu ada musim ikan ikan mati, tidak sekarang saja, tapi sudah semenjak dulu. Tapi tidak ada orang ribut atau meributkan, tidak ada diberitakan media massa ketika itu, semua diam. Tidak ada ribut, disebabkan, kemungkinan jumlah ikan yang mati karena tidak banyak, ketika itu belum ada KJA.
Kebetulan ketika itu, Cabang Dinas Perikanan tengah melaksanakan uji coba budi daya ikan menggunakan jaring, sekarang disebut Jaring Apung, lebih populer disebut Keramba Jaring Apung (KJA). Kalau tidak salah, ketika itu yang melakukan uji coba adalah Ir. Yosmeri. Ir. Yosmeri menduduki jabatan ketika itu kasi di Cabang Dinas Perikanan Kabupaten Agam. Saya masih ingat, ada yang menduga, ujicoba itu tidak akan mungkin berhasil. Setelah dicoba, rupanya uji coba Ir. Yosmeri berhasil.
Atas keberhasilan Yosmeri itu, Cabang Dinas Perikanan Kabupaten Agam mulai lah membuat Demonstrasi Plot (Demplot) pada berbagai titik di Kawasan Danau Maninjua. Demplot itu juga berhasil, mulailah berkembang budi daya pemeliharaan ikan dengan system KJA.
KJA itu cepat berkembang, karena dapat memberikan hasil begitu cepat, didukung beberapa faktor, pasar terasedia, pakan ikan ada, sehingga meningkatnya perekonomian masyarakat ketika itu bagaikan dipicu dengan ‘Lampu Aladin’, naiknya begitu cepat.
Manisnya KJA mulai dirasakan masyarakat petani, tapi apa daya, petani lemah, tidak punya modal yang kuat, mulai lah masuk investor, petani lemah modal hanya sebagai pekerja, sebagai buruh KJA, sementara KJA terus berkembang. Walau tidak sebagai pengusaha, tetapi sebagi buruh KJA ia merasakan manisnya buah KJA, setiap kali panen ia memperoleh upah dari bagian hasil KJA.
Usaha KJA terus berkembang, tapi pihak berwenang lupa, atau tidak menduga, KJA it uterus berkembang, dan berkembang, sehingga pemerintah tidak melahirkan regulasi yang jelas untuk mengatur, agar membangun KJA ditempatkan pada tempat yang sesuai dengan kaedah lingkungan sehat. Setelah KJA berkembang, dan tumbuh dimana mana di Danau Maninjau, barulah pemerintah ‘Pakiak pakiak’i’, dan ngotot untuk menata kembali, siapa sesungguhnya yang salah?.
Tidak itu saja, di Pantai Tanjung Mutiara, semenjak beberapa tahun lalu, juga sudah tumbuh usaha ‘Tambak Udang’. Awalnya usaha tambak udang ini tumbuh menggebubu, sempat viral dan jadi perbincangan banyak orang dimana mana. Kita tidak tau, apakah pemerintah sudah menyiapkan regulasinya, ataukah dibiarkan seperti semrautnya Kawasan Danau Maninjau?. Ini untuk direnugkan. Berkembang usaha tersebut tanpa memperhatikan lingkungan, siapa yang salah?.[*]