Oleh Syahrul Datuak Mangkuto Basa
Catatan Sejarah Bangsa Tentang Maninjau, Nagari Wisata Sejarah dan Wisata Halal Ramah Muslim pertama
Maninjau, Kecamatan Tanjunh Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, sudah terkenal sejak zaman Hindia Belanda, sebagai tempat lahirnya tokoh tokoh besar yang dikenal anti Penjajahan. Sehingga Presiden RI pertama Ir Sukarno 3 kali datang ke negeri Maninjau ini, 2 kali di masa penjajahan saat beliau menemui gurunya yakni Buya A.R Sutan Mansur dan tahun 1948 saat Indonesia sudah merdeka Bung Karno datang kembali Danau Maninjau ini dengan rombongan sejumlah menterinya.
Museum Buya Hamka menjadi salah satu objek wisata di Maninjau, selain itu sedang berdiri pula museum HR Rasuna Said, museum Dr Muh Natsir, Museum Buya Dr H. A.R Sutan Mansur di Maninjau. Pada 12 Desember 2024 lalu telah diresmikan Pusat Wisata Halal Ramah Muslim di Sungai Batang, Maninjau. Dengan Rumah Gadang Buya Dr. Haji A.R Sutan Mansur sebagai pusatnya.
Di salingka Maninjau lahir sejumlah tokoh nasional, sehingga kawasan ini dapat disebut sebagai negeri sejarah kebangsaan. Sejumlah nama tokoh ulama, pujangga, pahlawan RI lahir di negeri ini. Diantaranya: 1) Pahlawan Nasional, HR Rasuna Said (lahir 1920, wafat 1965), dinobatkan jadi Pahlawan Nasional pada masa Presiden Suharto, 13 Desember 1974.
2) Pahlawan Nasional, Prof DR Buya Hamka (lahir 1908, wafat 1981), seorang sastrawan, pujangga dan Ulama. Ketua MUI pertama. Buya Hamka dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional di era Presiden SBY pada 8 November 2011.
3) Pahlawan Nasional, Dr. Moh Natsir (lahir 1908, wafat 1993), mantan Perdana Menteri RI, tokoh pejuang kemerdekaan RI, tokoh Integrasi NKRI 1950. Dinobatkan sebagai pahlawan Nasional RI di era Presiden BJ Habibie.
4) Ulama Paderi Muda, Syaikh DR Abdul Karim Amrullah (Inyiak Deer atau Haji Rasul), (lahir 1879, wafat 1945). Adalah tokoh ulama paling berpengaruh sesudah perang Paderi di Minangkabau. Ayah buya Hamka ini ditahan Belanda melalui sebuah tipuan pertemuan. Lalu dipenjarakan di Sukabumi. Kelak Indonesia merdeka, Bung Karno bersama Bung Hatta serta KH. Mas Mansur berinisitaif membebaskannya dan memberikan penghormatan atas jasa kepahlawanannya.
Beliau merupakan teman seperguruan dengan KH. Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari saat menimba ilmu di Mekkah. Beliau lah pendiri Sumatera Thawalib yang sangat terkenal di zamannya itu. Inyai Deer dikenal pula dalam barisan “Harimau Nan Salapan” barisan Ulama Paderi Muda yang melakukan pembaharuan di Minangkabau dan Sumatera umumnya.
5) Pahlawan Perintis Kemerdekaan RI, DR Buya A.R Sutan Mansur (lahir 1895, wafat 1985), sahabat KH. Ahmad Dahlan dan HOS Cokroaminoto ini merupakan Ketua Umum Muhammadiyah yang tidak pernah mencalonkan diri, namun di daulat menjadi Ketua Umum. Merupakan murid Inyiak Deer dan menantunya.
Pemimpin Perang di Sumatera di saat Agresi Belanda I dan II dengan pasukan Muhammadiyah nya yang terkenal di dalam hutan rimba Sumatera. Diberi pangkat Militer Mayor Jendral, merupakan guru dari Buya Hamka dan Ir Sukarno serta Panglima Besar Sudirman. Memang belum dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional RI, tapi jasa beliau nyata dalam merintis kemerdekaan Indonesia sejak 1917.
Beliau lah pencetus pertama berdirinya Perguruan Tinggi di Muhammadiyah saat beliau menjabat Ketua Umum tahun 1953 – 1956 dan 1956 – 1959. Kasman Singodimedjo salah satu tokoh yang menjadi kadernya, ikut menjemputnya ke sungai Batang Maninjau untuk diminta menjadi Ketua Umum Muhammadiyah pasca wafatnya Kibagus Hadikusumo.
6) Tokoh pejuang muslimah Indonesia., Hj. Fathimah Karim Amrullah (lahir 1902, wafat 1999, wafat dalam usia 97 tahun), puteri Inyiak Deer dan sekaligus Kakak kandung Buya Hamka. Merupakan Istri Buya A.R Sutan Mansur. Ummi Fathimah mencetak jutaan Kader Asiyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah di zamannya, merupakan kader dan sahabat Nyai Dahlan di Kauman Jogjakarta.
Ketika di Bengkulu 1934-1942 beliau membentuk dan memimpin gerakan Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah dan salah satu kadernya adalah Fatmawati yang kelak menjadi Ibu Negara, Istri Presiden Sukarno. Kader beliau di Maninjau adalah HR Rasuna Said yang merupakan adik iparnya.
7) Moh Isa Anshari, (lahir 1916, wafat 1969), Tokoh Muhammadiyah asli Maninjau dan menjadi tokoh Konstituente di zaman Orla. 8) Syaikh Abdul Samad Al Kisai (tokoh anti penjajahan, ayah dari Buya A.R Sutan Mansur), jadi tokoh saudagar mendanai perlawanan terhadap Belanda di Maninjau, Padang, Batusangkar, Kamang, Bukittinggi dan Minangkabau umumnya.
9) Pahlawan Perintis Kemerdekaan, Buya Duski Samad (lahir 1905, wafat 1985). Suami dari H.R Rasuna Said dan merupakan adik kandung Buya A.R Sutan Mansur. Anggota konstituente di zaman Orla.
10) Mantan Menteri RI Kabinet Dwikora II dan III, Buya Marzuki Yatim, (lahir 1908, wafat 1992), tokoh penyelamat Ulama dizaman pergolakan komunis di Minangkabau, merupakan kader Muhammadiyah dan murid Buya A.R Sutan mansur yang juga terlibat dalam perang Agresi Belanda I dan II dibawah pimpinan Buya A.R Sutan Mansur di KomandSumatera.
11) Pejuang Perempuan Anti Penjajahan, Hj Siti Abbasiyah atau dikenal sebagai Uncu Lumpur (Ibunda dari Buya A.R Sutan Mansur). Ke 12, Mantan Menteri Perburuhan RI, Sabilal Rasad (Lahir 1908, wafat 1978). Ke 13, Mantan Menteri Pelayaran RI, Laksamana Mohammad Nazir (lahir 1910, wafat 1982). Ke 14, Menteri Perindustrian Kabinet Pembangunan III, Ir. A.R. Soehoed (lahir 1920, wafat 2014)
15) Nur Sutan Iskandar (Pujangga Balai Pustaka, Sastrawan Angkatan Balai Pustaka), 16) Anggota Konstituante, Djamaloeddin Dt. Singo Mangkuto (lahi 1916, wafat 1975) 17) Pejuang radio, salah satu pendiri dan Direktur RRI se-Indonesia. Loetan St. Toenaro (lahir 1915, wafat 1995). 18) Brigjen Pol. Kaharoeddin Dt. Rangkayo Basa (Kepala Polisi Sumatera Tengah, Gubernur Sumbar yang pertama)
19) Brigjen Pol Amir Mahmud (pendiri Brimob Sumatera Barat dan pati Polri). Ke 20, Anggota Parlemen RI, Penulis senior, H. Rusydi Hamka (Putera Buya Hamka), (lahir 1935, wafat 2014). Ke 21, Letjen TNI Adnil Hasnan Habib (Kasmin ABRI dan Dubes RI di Amerika Serikat). Ke 22, Komjen Pol Ahwil Loetan (Sekretaris Polri, pendiri dan Kepala BNN pertama, terakhir Dubes RI di Meksiko)
23) Mayjen TNI Purn. Kivlan Zen (Komandan Konga XIV Filipina Selatan dan Kepala Staf Kostrad), Ke 24, Letjen TNI Jonni Mahroza (Rektor Universitas Pertahanan RI sejak Agustus 2023). Ke 25, Mukhlis Rasyid (Direktur BI) ahli perekonomian nasional. Ke 26, Achjar Iljas (Deputi Gubernur BI, Gubernur Alternatif Bank Dunia, dan ahli keuangan syariah)
27) Yasraf Amir Piliang (filsuf, pemikir kebudayaan dan guru besar ITB). Ke 28, Syahrial Loetan (teknokrat, ahli perencanaan pembangunan, pernah jadi Deputi dan Sekretaris Bappenas). Ke 29, Nibras OR Salim (pelopor Paudni Islam, konseptor dan pendiri Madrasah Istiqlal). Ke 30, Rahmiana Zen (penemu teknik kromatografi tercepat di dunia dan guru besar FMIPA Universitas Andalas)
31) Buya Anwar Rasyid, putera dari Buya AR Sutan Mansur (lahir 1920 wafat 1959), Sastrawan, Ulama, Pujangga Indonesia., terbunuh di zaman Revolusi di Maninjau. Ke 32, Leon Agusta alias Ridwan Ilyas (penyair), pujangga Indonesia. Ke 33, Masrul Mamudja (pencipta lebih 300 lagu Minang populer), pujangga budaya terkenal
34) Yus Dt. Perpatiah (seniman dan budayawan yang terkenal karena karya audio monolog, drama, dan curaian adat Minangkabau), Ke 35, Ahmad Fuadi (sastrawan dan novelis Trilogi Negeri Lima Menara dan Anak Rantau). Ke 36, Muhammad Arbie (Firma Madju Medan, salah satu penerbit dan percetakan terbesar di Indonesia),
37) Jusuf Renosutan (pelopor Departement Store, pernah Direktur Sarinah). Ke 38, Prof. Dr. Hj. Aliyah Hamka, puteri Buya Hamka, tokoh Aisyiyah, penggerak gerakan muslimah di Sumatera dan Jawa di zamannya. Ke 39, Prof. Ezrin Arbi, arsitek yang berperan mendirikan tiga fakultas arstektur di tiga universitas di Malaysia, dan tercatat sebagai Perancang Pelan Induk (Master Plan) Bandaraya Kuala Lumpur yang pertama (1980-2000)
40) Muhammad Shahir Kadir dan Firdaus Kadir, tercatat sebagai pelopor diaspora Indonesia di Amerika Serikat. Mereka juga merupakan tokoh utama di belakang berdirinya IMAAM Islamic Center, masjid pertama yang didirikan orang Indonesia di Maryland, dekat Washington DC, Amerika Serikat.
41) Faisal Marzuki, tercatat sebagai pelopor diaspora Indonesia di Amerika Serikat. Ke 42, Menteri Sosial RI, Bachtiar Chamsyah (lahir 1945,). Ke 43, Idham Radjo Bintang (pengusaha hiburan dan pariwisata, pendiri Hotel Maninjau Indah). Dan lain sebagainya yang masih banyak lagi tentunya.
Dengan data diatas, maka penulis sejak meneliti tahun 1991 berkesimpulan bahwa Nagari Salingka Maninjau memang layak disebut Kawasan tempat lahirnya sejumlah besar tokoh bangsa kita. Sejumlah nama ulama terkenal dan tokoh tokoh Pahlawan di Indonesia.
Negeri Maninjau juga menjadi tempat bertemunya para tokoh bangsa kita sebelum kemerdekaan Indonesia hingga sesudah kemerdekaan. Sehingga layak potensi wisata sejarah kebangsaan dibangun dikawasan ini. Salam hormat. Jakarta, 14 Desember 2024 Disarikan dari karya Arief Rahman Chalid A.R. Penulis, Peneliti Sejarah, Advokat dan Penggiat Aktivis Hukum dan HAM.[*]