Oleh Nurhasnah Wahyuni
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwa
Politik sering dianggap bagian sistematis dalam kehidupan masyarakat dikarenakan pengaruhnya yang sangat besar bagi kehidupan bernegara. Politik juga sering dipandang sebagai alat untuk menciptakan perubahan. Namun bagi sebagian orang politik menjadi hal yang paling di takutkan karena adanya asumsi tentang politik kotor yang penuh dengan manipulasi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Hal ini lah yang menyebabkan kurangnya daya tarik sebagian orang terhadap politik khususnya generasi muda. Pemuda merupakan pemegang tonggak perubahan yang besar di negeri ini. Politik bisa menjadi wadah para generasi muda untuk bisa ikut serta aktif dalam pembangunan dan menciptakan negara yang demokratis.
Hal ini di sampaikan politikus partai perindo Yanni Kainama dalam Podcast aksi nyata perindo yang di unggah akun Youtube official inews, “ Kalau misalkan pemuda ini dengan jiwa mudanya, masih produktif, bersinergi dan dinamis, kalau pendidikan politiknya tidak matang itu bisa menjadikan dia terdoktrin dalam situasi yang negatif”, Senin (10/04/2023). Namun tak sedikit dari mereka yang kurang memiliki daya tarik terhadap politik.
Benarkah kaum muda apatis terhadap politik? Pada kenyaatannnya kaum muda tidak bisa dikatakan apatis terhadap politik hanya saja karakteristik dan bentuk keterlibatan meraka yang berbeda-beda. Tapi tidak sedikit juga dari mereka yang acuh terhadap politik. Minimnya pendidikan politik menjadikan kurangnya minat pemuda untuk bisa berkontribusi dalam kegiatan politik.
Mereka memandang politik sebagai dunia yang kotor dan kejam. Mereka merasa bahwa politik lebih sering menjadi ajang perebutan kekuasaan dari pada sarana untuk menciptakan perubahan. Kekecewaan kaum muda ini juga di picu karena kurang di dengarnya suara mereka dalam menyuarakan suara rakyat.
Praktik-praktik kekuasaan dan penyalahgunaan jabatan yang secara terang-terangan disaksikan generasi muda juga menjadi faktor pemicu kurangnya selera politik. Banyaknya informasi hoax yang berkaitan dengan politik di media sosial, memperkuat persepsi bahwa politik hanya pernuh dengan konflik, kebohongan dan kegagalan sehingga mereka enggan untuk terlibat aktif.
Sangat disayangkan sekali bukan jika fenomena ini terus menurus terjadi?, padahal generasi muda mempunyai peran besar dalam dunia politik. Hilangnya selera politik dikalangan kaum muda bukan semata-mata karena anti atau apatis terhadap politik, melainkan karena banyaknya kekecewaan terhadap sistem yang ada.
Untuk mengurangi fenomena ini, dalam meningkatkan daya tarik kaum muda diperlukan langkah-langkah yang tepat, seperti diperkuatnya pendidikan baik formal maupun nonformal politik, pemerintah juga diharapkan meningkatkan transparansi politik dan juga menciptakan ruang bagi kaum muda untuk terlibat dalam proses politik. Kaum muda juga diharapkan lebih kritis dalam penggunaan media agar tidak mudah terpengaruh dengan berita-berita negatif.[*]