MATUR, marapipost.com-Kelompok Bundo Kandung, Nagari Matua Hilia, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Sabtu (6/7/2024) gelar kegiatan pembuatan (Mambuek) Pinyaram. Kegiatan ini diikuti 49 orang Bundo Kanduang, di Labuang XX Matua Hilia.
Ketua Bundo Kanduang Nagari Matua Hilia Rosnida, menyebutkan, bagi bundo kanduang di Nagari Matua Hilia, perlu diajarkan tata cara membuat Pinyaram. Apalagi saat ini banyak bundo kanduang muda yang tidak tahu cara (Pandai) cara membuat pinyaram.
Menghidangkan pinyaram pada acara kaul di Minangkabau, hingga saat ini masih berlaku, karena selain makanan khas Minangkabau, juga sudah budaya turun temurun dari semenjak dahulu kala sebagai sajian yang selalu dihidangkan pada acara pesta pernikahan (Baralek) atau acara adat.
Kegiatan ini diikuti sebanyak 49 orang bundo kanduang berasal dari 8 jorong di Nagari Matua Hilia. Kegiatan ini mengundang instruktur ibuk Eva yang suda menguasai tata cara pembuatan pinyaram.
Pinyaram merupakan kuliner Minangkabau hanya menyajikan makanan yang halal. Teknik memasaknya yang agak rumit serta memerlukan waktu cukup lama, menjadikannya sebagai makanan yang nikmat dan tahan lama. Nilai-nilai yang terkandung di dalam sajian kuliner Minangkabau yakni nilai budaya, adat, kehalalan, ketelitian, dan kebersamaan.
Pinyaram merupakan panganan tradisional atau panganan lokal khas Sumatera Barat. Sebagai daerah yang lekat dengan adat istiadat budaya Minangkabau pinyaram merupakan makanan adat yang harus ada dalam setiap acara adat Minangkabau sama halnya dengan rendang dan gelamai.
Nilai-nilai yang terkandung di dalam sajian kuliner Minangkabau yakni nilai budaya, adat, kehalalan, ketelitian, dan kebersamaan. Untuk itu pihak pengurus bersama anggota Bundo Kanduang pada acara pertemuan sebelumnya sepakat menggelar Mambuek Pinyaram.[Yun.S]
Mantab, semakin hebat Matur, kalau dapat setiap lebaran setiap rumah, ada tapai, lamang agak 1 batang, ajik agak 1 piring, ada gelamai 1 piring, pinyaram agak 5 buah, agar adat dan budaya tidak hilang