TANJUNG RAYA, marapipost.com-Kelompok Tani Suka Maju Jorong Kukuban, Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, ujicoba budidaya tanaman padi dengan sistem rakit. Ujicoba ini bekerjasama dengan Akademisi Universitas Tamansiswa Padang.
Sarana pendukung ujicoba metode ini memanfaatkan rakitan bambu untuk sebagai rumah tempat tanaman padi yang diberi nama Sistem Teknologi Aquabiofilter tersebut.
Program Ini, tutur peneliti Profesor Doktor Muhammad Zulms Harja, adalah salah satu terobosan untuk penyelamatan Danau Maninjau, khusus di kawassn Danau Maninjau.
Diakui, teknologi Ini baru pertama dilakukan, dengan harapan berhasil, sehingga dapat dijadikan sebagai lahan (tempat) budi daya tanaman padi selain dari sawah.
Peneliti dan Pengembang padi aquabiofilter Profesor Doktor Muhammad Zulma Harja mendapat dukungan dari Kemendikbudristek, untuk membantu masyarakat mengembangkan penanaman padi diatas permukaan air Danau Maninjau.
Selain untuk membantu buruh tani yang tidak memiliki lahan pertanian, juga membantu mengurangi kandungan nitrogen air danau.
Kandungan nitrogen dari sisa pakan ikan tidak sehat untuk budi daya ikan dan manusia. Akan tetapi sangat bermanfaat sebagai nutrisi tanaman padi melalui Inovasi dan pengembangan tanam padi apung di Danau Maninjau.
Katanya, pihaknya akan dapat mengukur jumlah nitrogen yang akan diserap dari tiga jenis varian padi, yakni Jenis Inpara Sembilan, atau Padi Pulan/ Putiah Kusuik, atau Padi Lokal, dan Jenis Padi Toyo Harum, hasil kawin silang padi lokal dengan pulen.
Pengelolaan dan pengembangan padi Aquabiofilter juga mengutamakan berbahan alami, seperti dari pohon bambu dan kapas, agar tidak hanyut dibawa gelombang dan riak danau. Penelitian ini memanfaatkan KJA kosong milik salah satu anggota kelompok tani.
Kapasitas Danau Maninjau hanya bisa menampung 6 ribu KJA, namun saat Ini sudah mencapai 17 ribu. Kondisi saat ini telah melebihi dari kapsitas sebagaimana anjuran tersebut. Kelebihan kapasitas itu berakibat terjadinya pencemaran Danau Maninjau.
Penggunaan pakan ikan dengan kandungan zat kimia 15 ton perhari. Kondisi inilah yang membuat kualitas air Danau memburuk, menyebabkan sering terjadinya kematian ikan budi daya petani Keramba Jaring Apung. Melalui pengembangan ini berharap jadi salah satu solusi penanganan dan penyelamatan air Danau Maninjau.[lk]