PADANG, mrapipost.com-Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) yang lahir di Candung Agam 5 Mei 1928, dibidani Syekh Sulaiman Ar-rasuli, populer dipanggil Inyiak Canduang itu, merupakan salah satu ormas Islam terbesar bersamaan dengan Nu dan Muhammadiyah, kata Rais ‘Am DPP Perti H. Bucimar Sani di kantor DPD Perti Sumbar jalan Bandar Purus No. 65 Padang Sumbar, Sabtu ( 3/12/2022).
Menurut Kepala SMA Perti ini, Perti dengan lambang menara masjid ini sejak lahirnya tetap eksis sampai saat ini dengan program Tri Bhakti Perti, yakni Pendidikan, Dakwah dan Amal Sosial.
Dikatakan buya Bucimar, bahwa dalam Muktamar Perti ke XVII di Padang Sumbar awal Januari lalu, telah disepakati bahwa Perti bersifat independen dan telah menyatakan diri tidak lagi berpolitik dan tidak berapliasi kepada partai politik manapun.
Termasuk dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) seperti dianggap banyak kalangan bahwa Perti identik dengan PPP. Walaupun Perti termasuk pendiri PPP bersama dengan NU, Parmusi dan PSSI.
Namun sejak dikeluarkannya Dekrit Munas Perti tahun 1973, dimana Perti adalah sebuah ormas islam yang mandiri dan independen serta tidak terikat dengan parpol manapun. “Perti tidak kemana-mana, tapi ada dimana- mana”, tegas buya Bucimar.
Selain itu terkait dengan anggapan banyak kalangan bahwa Perti dan Tarbiyah merupakan satu ormas islam, buya Bucimar menyatakan, bahwa Perti sampai saat ini tetap Perti yang lahir di Candung Agam tahun 1928 itu dengan logo menara masjid dan telah terdaftar di Kemenkumham RI.
Kemudian beberapa tokoh dan kader Perti pada tahun 1971 telah keluar dari Perti dan mendirikan ormas islam dengan nama Tarbiyah, dimana logo ormasnya matahari delapan sudut arah mata angin yang berapliasi ke Partai Golkar dan kedua ormas ini, Tarbiyah dan Perti berjalan sendiri-sendiri dengan programnya masing-masing dan memiliki AD/ART sendiri-sendiri, ungkap Buya Bucimar.
Selanjutnya, entah apa yang melatar belakangi maksud dan tujuan dari tokoh dan kader Tarbiyah telah melaksanakan Munas tahun 2016 di hotel Paninsula Jakarta Pusat dengan tujuan untuk menyatukan Tarbiyah dan Perti dengan nama ormasnya Tarbiyah Perti dengan lambang gambar menara masjid yang dilingkari delapan sudut arah mata angin, namun usaha tersebut tidak berhasil karena Perti tidak dilibatkan dalam Munas tersebut.
Sebenarnya, kalau Tarbiyah ingin penggabungan kembali antara Tarbiyah-Perti dan Perti, maka ulama dan kader Perti setuju setuju saja, kata buya Bucimar asalkan Tarbiya dan Tarbiyah Perti yang bergabung kembali ke Perti. Ibarat orang merantau di minangkabau.
“Tarbiyah dan Tarbiyah Perti telah merantau sekian lama dan meninggalkan rumah gadang, jika ingin kembali lagi kekampung dan ingin mendiami kembali rumah gadang, silahkan kembali dengan baik, namun jangan merobohkan rumah gadang serta tidak mengganti dandi rumah gadang tersebut “, kata Bucimar.[aj]