SOLOK SELATAN, Marapi Post-Tradisi ma arak bungo lamang peringatan hari kelahiran nabi Muhamnad saw di Solok Selatan Sumbar masih jadi budaya hingga saat ini.
Di Kecamatan Pauhduo misalnya, di beberapa tempat pengajian al-qur’an, rumah tahfizh dan MDTA dalam peringatan maulid nabi Muhammad saw pada 12 Rabi’ul awal 1443 H telah menggelar acara maarak bungo lamang dengan cara berpawai menggitari jalan Kabupaten dan diarak dengan kesenian dikia rabana serta kesenian gambus dan musik bernapaskan islam.
Para santri berjalan beriringan sambil memegang lamang yang sudah dihiasi dengan kertas berwarna warni dalam bentuk rangkaian bunga dan dipuncaknya dipasang miniatur kapal layar, pesawat, rumah ibadah, rumah adat dan miniatur lainnya sesuai selera masing-masing peserta pawai. Pada setiap tangkai bunga, dipasang pula uang kertas seribuan hingga lima ribuan untuk diserahkan ke pengurus madjid dan muhshalla.
Beda pada masa- masa tahun 60an, dimana bungo lamang diarak dari mushalla atau surau-surau yang ada disekirar masjid raya ke masjid raya tersebut.
Setelah pembawa bungo lamang tersebut sampai di masjid raya, lalu bungo lamang itu dikumpul disudut ruangan madjid untuk dibagikan kepada anggota dikia rabana yang menggelar kesenian rebana tersebut sejak malamnya yang disebut dengan ” manduo baleh”.
Sementara uang kertas yang ditempelkan di tangkai bunga dilucuti oleh pengurus masjid dan dimasukan ke kas masjid.
Tradisi ma arak bungo lamang semacam ini tetap dilestarikan dan bertahan hingga saat ini. (aj)