LUBUK BASUNG, Marapi Post-Pekerjaan pembangunan Gedung Layanan Perpustakaan Pelayanan Umum Kabupaten/Kota Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rp7.815.340.172,76, dikerjakan PT. Ranah Katialo dari Riau ini terus berlanjut. Setiap hari para buruh dan pekerja aktif melaksanakan kegiatan. Kegiatan yang tengah berlangsung, menyiapkan kerangka lantai dua.
Pekerjaan yang sudah selesai adalah pengecoran tiang dan plat beton. Ada dua kontruksi dlam pekerjaan pengecoran tiang dan plat beton. Pengecoran menggunakan kontruksi adukan coran menggunakan peralatan molen yang masih menggunkan tenaga manusia untuk menuangkan bahan baku semen, pasir dan kerikil (Batu spilit) dimasukkan ke molen (Site Mix) tidak dilengkapi dengan alat ukur bahan baku yang masuk ke molen.
Kontruksi menggunakan Site Mix, dari berbagai sumber menyebutkan, mengurangi mutu hasil yang diproduksi, sebab penuangan bahan-bahan pasir, kerikil (Batu Siplit) hanya dikerjakan dengan sesuka hati saja, paling-paling hanya mengukur dengan literan gerobak sorong satu roda, kecuali semen, diakui sudah ada takarannya dengan kantong. Selain takaran adukan beton yang tidak terukur, juga ada kemungkinan, adukan semen, pasir, kerikil tidak merata.
Ketika ditanyakan kepada KPA, berapa jumlah tiang yang dikerjakan rekanan, belum diketahui KPA. KPA berharap, kesemua itu seluk-beluk gedung leter (L) yang tengah dibangun ini dikuasai PPTK. Tapi yang jelas, terang KPA Arwisral Imam Zaidallah, semua tiang-tiang sudah selesai dicor beton. Kalau terhadap pengecoran plat beton, beberapa sumber mengakui, benar menggunakan menggunakan kontruksi Ready Mix.
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Arwisral Imam Zaidallah, yang hubungi beberapa hari lalu, menjelaskan, pekerjaan pembangunan gedung leter (L), menjelaskan, semua tiang sudah selesai dikerjakan dengan kontruksi Site Mix, sakarang melangkah mengerjakan lantai dua.
Pekerjaan pembangunan gedung ini diawasi PT. Syndra Engineering Consultan. Berapa orang konsultan yang kerahkan, siapa-siapa orangnya, belum didapt informasi. Dan juga belum didapat informasi, apakah ada setiap hari konsultan pengawas itu mengawasi pekerjaan, juga masih belum didapat informasi.
Keberadaan proyek ini dinilai warga juga kurang transparansi, dibuktikan pada plang proyek tidak ditulis nomor kontrak, dan juga tidak ditulis kapan mulai proyek ini dikerjakan, dan sampai kapan, kecuali hanya ditulis, proyek ini dikerjakan selama 240 hari kalender.
Ada saran dari warga, sebelum pekerjaan ini berlanjut lebih jauh, sebaiknya bangunan yang akan dikerjakan selama 240 hari kalender, terhitung 26 Maret 2021 ini, dilaksanakan pengawasan dengan ketat semua pihak.(lk)