LUBUK BASUNG, marapipost.com-Bencana alam tubo balerang yang menimpa Kawasan Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada awal tahun 2025 menelan kerugian sekitar Rp1,875 miliar. Musibah ini rutinitas datang setiap tahun. Kebiasaan musibah ini seiring dengan cuaca buruk angin kencang (Badai).yang menimpa petani Keramba Jaring Apung (KJA) pada hari Minggu 12 Januri 2025, belum lama ini.
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Agam Rosva Deswira SPI M Si menjelaskan Selasa (4/2/2025), bencana alam itu terjadi pada hari Minggu, 12 Januari 2025, sekitar 75 ton ikan Keramba Jaring Apung (KJA) mati.
Musibah tubo belerang tidak menyeluruh, titik musibah hanya menimpa; di Nagari Bayua adalah, Lubuk Kandang, Banda Tangah, Lubuak Anyia. Pada titik titik aktivitas budi daya tersebut, 35 KJA dengan pemilik 12 orang mengalami kerugian Rp625 juta.
Kemudian Kamis 17 Januari 2025, musibah juga menimpa di Nagari Tanjung Sani, kampungnya legenda Bujang Sembilan. Titik yang terkena; Jorong Sungai Tampang, Muko Jalan, dan Pantas. Dikampung legenda Bujang Sembilan ini, 50 ton ikan mati dengan jumlah pemilik 23 pembudidaya dengan jumlah KJA sebanyak 136 petak, dengan kerugian Rp1,250 miliar.
Musibah yang menimpa tanggal 12 dan 17 Januari 2025 itu dialami kerugian Rp1,875 miliar. Angka kerugian dialami petani pembudidaya KJA ini bukan sedikit, jumlah rupiahnya sungguh banyak, tapi apa boleh buat, tiap tahun bencana itu datang. Biasanya kedatangan musibah itu seiring dengan cuaca buruk badai atau angin kencang.
Tidak ada obatnya, soalnya yang punya kerja itu hanya keadaan alam, karena itu petani KJA harus mewas diri. Pengalaman dalam berusaha sudah banayk, semenjak KJA mulai berkembang bertahun tahun lalu.
Dari beberapa catatan, musibah itu mendera pada akhir tahun dan awal tahun, ketika terjadi perkisaran musim, tapi itu tidak mutlak. Terkadang pada pertengahan tahun musibah itu juga muncul, tidak ada pula jaminan kapan datangnya musibah itu, yang jelas musibah itu datng diawali cuaca buruk.
Yang penting, tutur Kadis PKP Rosva Deswira, pembudidaya KJA di Danau Maninjau jaga musim, seandainya sudah datang pertanda perubagan musim, cepat cepat saja panen ikan, dan pada musim tersebut tangguhkan dulu penebaran bibit di KJA. Untuk saat ini keadaan sudah normal kembali, petani KJA sudah mulai kembali beraktivitas, terang Rosva Deswira.[lk]