Penulis Septania Elsi
Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwa Universitas Islam Negeri Sjech M Djamil Djambek Bukittinggi
Film Di Bawah Lindungan Ka’bah, diterbitkan adalah sebuah drama remaja Indonesia yang dirilis pada tahumn 2011 dan disutradarai oleh Hanny R. Saputra yang dibintangi oleh Herjunot Ali dan Laudya Cynthia Bella. Film yang berlatar belakang perkampungan Minangkabau di Sumatera Barat tahun 1920-an, film ini menceritakan kesetiaan dan pengorbanan cinta seorang pemuda bernama Hamid yang lahir dari keluarga tidak mampu dan hanya dibesarkan oleh seorang ibu.
Film ini diadaptasi dari sebuah novel sekaligus karya sastra klasik Indonesia yang ditulis oleh haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan sebutan Hamka. Novel ini diterbitkan pada tahun 1938 oleh Balai Pustaka, penerbit Nasional Hindia Belanda. Film Di Bawah Lindungan Ka’bah ini, secara tersirat dan tersurat terdapat beberapa penerapan moral, mulai dari aspek religius, bekerja keras dan moral mandiri.
Moral secara lughawi juga berasal dari bahasa Latin mos yang artinya kebiasaan atau adat istiadat. Menurut Hurlock defenisi moral adalah perilaku yang sesuai dengan kode kelompok sosial. Moral itu sendiri berarti tata cara, kebiasaa, dan adat.
Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep moral atau perturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya yang ada. Dalam film “Di Bawah Lindungan Ka’bah,” terdapat peranan moral yang tercantum di dalamnya, mulai dari peranan moral antara diri sendiri dengan Tuhan, hubungan antara diri dengan lingkungan sosial dan masih banyak lagi.
Nilai Moral Religiusitas.
Religiusitas merupakan sikap keterlibatan dan kepekaan sosial yang dapat menjadi sarana mengembangkan perilaku peduli terhadap agama yang dianut. Ajaran agama mengajak penganutnya untuk berperilaku baik sesuai dengan syariat. Di dalam film “Di Bawah Lindungan Ka’bah” banyak tertera moral religius yang menggambarkan pentingnya beragama di dalam kehidupan sendiri dan lingkungan masyarakat. Di dalam film, menggambarkan keimanan dan ketakwaan tokoh kepada Allah Swt.
Para tokoh sering menunjukan betapa pentingnya menjalankan ibadah dan mempercayai kekuasaan Allah dalam menghadapi segala cobaan hidup. Ketekunan dalam beribadah juga ditunjukan oleh karakter Zainab dan Hamid, bagaimana mereka tetap tekun dalam beribadah meskipun menghadapi berbagai rintangan dan juga kesulitan di dalam hidup mereka.
Religiusitas seseorang juga dapat dilihat dari keinginannya untuk selalu menjalankan perintah agama. Agama Islam menyeru umatnya agar tepat waktu menjalankan shalat dimanapun dan kapanpun. Seperti dalam adegan, ketika ayah dari Zainab meninggal dunia akibat tenggelamnya kapal yang membawa rombongan haji kala itu, Masyarakat dan Hamid melakukan Sholat Ghaib bersama di Surau. Ini menjunkukan bahwa ketekunan dan ketakwaan tetap terlaksana walaupun dalam keadaan sulit sekalipun.
Moral religius tidak hanya dengan taat beribadah, melainkan juga dengan menuntut ilmu dijalan Allah, nampak dari tokoh Hamid yang hendak ingin melanjutkan pendidikan sekaligus mencari jati diri dengan menuntut ilmu ke Thawalib, ketika ditanya oleh Engku Haji Ja’far tentang bagaimana rencana Hamid selanjutnya dan Hamid menjawab “saya ingin melanjutkan ke Thawalib, saya ingin memperdalam pemahaman agama saya.” Di adegan tersebut nampak bahwa Hamid bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu di jalan Allah.
Moral religius juga terlihat dari adegan dimana Hamid di usir dari kampung halaman nya sendiri, ketika itu Hamid hendak berpamitan kepada ibunda nya. Dalam percakapan tersebut, ibunda Hamid berkata “apapun yang akan terjadi Hamid, ingatlah bahwa ketika kau tak punya siapa-siapa selain Allah, Allah itu lebih dari cukup.” Ini menjelaskan bahwa seterpuruk apapun kita, Tuhan akan selalu ada disaat kita tidak mempunyai apa-apa. Terlihat juga bagaimana keimanan dan ketakwaan antara ibunda Hamid dan juga Hamid percaya akan kekuasaan Tuhan.
Nilai Moral Mandiri dan Bekerja keras
Mandiri merupakan sikap tidak mudah bergantung kepada orang lain dalam menyelsaikan tugas-tugas. Terlihat dari semenjak Hamid di usir dari perkampungan karena melakukan hal yang tidak senonoh terhadap Zainab, Hamid memulai kehidupannya dengan bekerja di sebuah toko milik seorang saudagar kaya yang bernama Haji Mustafa.
Pekerjaan ini memberikan Hamid tempat tinggal dan penghasilan untuk melanjutkan hidupnya setelah diusir dari kampung halamannya. Selama bekerja di toko Haji Mustafa, Hamid juga terus memegang teguh nilai-nilai agama dan moral yang diajarkan kepadanya.
Dari kejadian tersebut, Hamid menjadikan dirinya sebagai manusia yang mandiri dan pekerja keras. Bekerja keras juga merupakan perilaku Hamid yang menunjukkan upaya bersungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan dengan sebaik-baiknya.
Nilai Moral Kesabaran dan Keikhlasan
Kesabaran adalah kemampuan untuk menahan diri dari ketidaksabaran atau kemarahan dalam menghadapi kesulitan, penantian, atau penderitaan.
Kesabaran melibatkan ketahanan mental dan emosional, serta kemampuan untuk tetap tenang dan tabah dalam situasi yang menekan atau tidak menyenangkan. Dan keikhlasan adalah sikap hati yang tulus dan jujur dalam melakukan sesuatu tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari orang lain. Keikhlasan melibatkan kemurnian niat dan ketulusan dalam bertindak.
Di dalam film “Di Bawah Lindungan Ka’bah” menunjukan kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi cobaan hidup. Hamid, misalnya, bersabar dan ikhlas menerima takdir meskipun cintanya kepada Zainab tidak bisa terwujud sesuai dengan harapannya.
Terlihat dari adegan disaat Hamid diusir dari kampungnya, Hamid menghadapi pengusiran dari kampungnya dengan penuh kesabaran. Meskipun dia merasa sedih dan terluka, Hamid tidak menunjukan rasa dendam ataupun kemarahan terhadap warga yang mengusirnya. Dia menerima keputusan tersebut dengan tenang dan juga tabah.
Nilai Moral Menghormati orang tua dan Tradisi
Sikap menghormati orang tua berarti menunjukan rasa hormat, kasih sayang, dan ketaatan kepada mereka yang telah membesarkan dan merawat kita. Menghormati adalah bagian penting dari kehidupan sosial yang membantu menjaga keharmonisan antara keluarga dan masyarakat.
Sikap ini tidak hanya mempererat hubungan antar generasi tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai penting dari suatu budaya tetap hidup dan juga berkembang. Di dalam film memperlihatkan sikap Hamid dalam menghormati orang tua nya dan menghormati tradisi yang ada dikampungnya. Hamid yang selalu berusaha untuk memenuhi harapan dan keinginan ibunya, meskipun dia harus menghadapi banyak kesulitan.
Ketaatan Zainab kepada orang tuanya juga terlihat disaat orang tua Zainab mengharapkan dia menikah dengan pria lain yang dianggap pantas menurut pandangan mereka, meskipun dia hanya mencintai Hamid, dia tidak melawan atau menunjukan ketidaksetujuaan dengan cara yang tidak hormat.
Selain menghormati orang tua, terdapat juga sikap saling menghormati terhadap adat yang terdapat di kampung halaman Hamid, ketika Hamid harus pergi dari kampungnya, dia menerima dengan sabar dan tanpa adanya pemberontakan, meskipun dia merasa diperlakukan tidak adil oleh masyarakat. Ini menunjukan bahwa penghormatan Hamid terhadap otoritas adat dan keputusan para tetua, meskipun keputusan tersebut menyakitkan baginya.
Moral menghormati orang tua dan tradisi dalam film “Di Bawah Lindungan Ka’bah” ditunjuk melalui tindakan dan sikap dari karakter utama. Menunjukan ketaatan dan penghormatan yang tinggi terhadap keputusan orang tua dan tradisi, meskipun hal tersebut bertentangan dengan keinginan pribadi antara Hamid maupun Zainab. Keseimbangan antara cinta, harapan, dan kewajiban sosial terlihat didalam film ini.
Pesan–pesan moral yang terdapat di dalam film “Di Bawah Lindungan ka’bah” memberikan banyak pelajaran hidup yang berarti bagi para penontonya. Penerapan moral dalam kehidupan menciptakan lingkungan yang adil, damai, dan harmonis di antara induviu dan kelompok masyarakat.[*]