BUKITTINGGI, marapipost.com–Wakil Wali Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Marfendi menjelaskan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, memang patut dilakukan, sebagai evaluasi diri. Banyak sifat Nabi yang bisa diteladani untuk diterapkan dalam perjalanan hidup.
Hal itu disampaikan Marfendi pada peringatan maulid nabi Muhammad Saw, tahun 1446 H/2024 M, digelar Pemerintah Kota Bukittinggi Kamis (19/9/2024) di Balairung Rumah Dinas Wali Kota Bukittinggi di Belakang Balaok, diikuti pegawai dilingkungan Pemko Bukittinggi. Panitia mengundang Ustadz Zaenal Muttaqin sebagai penceramah.
Wakil Wali Kota mengajak semua pihak untuk menghindari perdebatan terhadap bid’ah peringatan Maulid Nabi. Jadikan peringatan Maulid Nabi, sebagai salah satu upaya untuk evaluasi diri dan lebih meneladani Rasulullah dalam menjalankan hidup sehari-hari, harap Marfendi.
Selain itu, Wakil Wali Kota dijelaskan, setiap umat diharapkan mampu menyusupkan rasa kerinduan dan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Karena, Nabi Muhammad sendiri, merindukan saudara-saudaranya. “Siapa saudara Nabi yang dimaksud? Kita ummatnya, yang tidak pernah bertemu Nabi, tapi yakin dengan keberadaan Nabi dan rindu dengan Nabi Muhammad SAW”, ungkapnya.
Ustadz Zaenal Muttaqin, dalam tausiahnya, menjelaskan, Nabi Muhammad SAW, selalu mengingatkan umatnya untuk tidak mengharapkan pujian selain dari Allah SWT. Laksanakan segala amalan itu, ikhlas karena Allah, tutur Buya.
“Mari bersama sama JFOA. Just Focus On Allah. Karena jika tidak fokus karena Allah, sebesar apapun amal yang kita kerjakan, nilainya nol dihadapan Allah,” ungkapnya. Salah satu tauladan dari Nabi Muhammad SAW, berlapang dada dalam semua keadaan. Jika setiap persoalan dihadapi dengan lapang dada, maka urusannya akan lancar.
“Kenapa kita harus lapang dada? Orang yang lapang dada, akan dimudahkan urusannya. Lapang dada akan membuka peluang dari berbagai solusi. Lapang dada mendatangkan banyak rezki. Lapang dada menarik keberuntungan,” jelasnya. Lapang dada itu ada pada dua dimensi, pertama terhadap ketentuan Allah. Kedua, lapang dada sesama makhluk Allah, terangnya lagi.[lk]