AGAM, marapipost.com-Empat unit rumah di Sungai Landia, Nagari Cingkariang, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, gawat, selain mengslami kerusakan fatal. Kondisinya kini sungguh mengkhawatiran. Hal ini trrjadi dari dsmpak banjir bandang yang terjadi pada tanggal 11 Mei 2024 lalu.
Fadli Aswad, adalah keluarga pemilik rumah Nengsih (60 tahun) suku Melayu, menjelaskan, rumah Nengsih dengan jumlah anggota keluarga 13 orang yang menghuni rumah ini, menyampaikan keluhan, bahwa tanah bagian belakang dapur longsor akibat luapan lahar dingin, dan hujan yang sangat deras berasal dari lereng gunung marapi, mengakibatkan tembok penahan tebing longsor. Ada 4 unit rumah yang dalam ancaman bahaya hampir sama.
Pemilik rumah Yarnis (86 tahun) suku Melayu, jumlah anggota yang tinggal di rumah 5 orang. Dirumah Yelfaliza (62 tahun) Suku Melayu,dengan penghuni 8 orang, dan rumah Darnis (84 tahun) suku Pisang, dengan penghuni 7 orang.
Semenjak terjadinya banjir bandang 11 Mei 2024 lalu, setelah longsor, terjadi pula longsor kedua pada tanggal 3 Juni 2024 sekitar pukul 03.15 Wib dinihari.
Kini warga penghuni ke 4 rumah tersebut sangat mengkhawatirkan, karena masih terdapat titik retak dan bakal membawa bagian belakang rumah tersebut masuk sungai.
Lebih menakut kagi, bila sore datang banyak binatang melata melintas, termasuk biawak, ular dan lainnya. Takut jungan-binatang berbisa itu masuk rumah yang bagian belakang tergantung. Untuk pengaman sementaradibantu ditupang dengan bambu. Sejauh ini Pemda Agam belum memnerikan perhatian.
Wali Nagari Cingkariang Tos Helmadi, membantah kalau pemerintah dibilang tidak perhatian, bantuan sudah diberikan, sudah diusahakan relokasi, tapi ia menolak. Ia meminta agar tebing sungai Batang Agam setinggi batang ‘Batuang’ itu didam, tutur Tos Helmadi.
“Kalau disebut-sebut, pemerintah tidak memperhatikan, yang mana lagi yang tidsk diperhatikan, baik pemerintah nagari, kabupaten sudah memperhatikan, ditawari pindah, tidak mau”, kata Tos Helmadi. Kalau diminta pemerintah untuk mendam tebing setinggi ‘batang batuang’ tidak mungkin, miliaran dana akan dihabiskan, bila kehendak orang itu dipenuhi, imbuh Tos Helmadi. [Yun.S]