BANUHAMPU, marapipost.com-Banjir bandang (galodo) lahar dingin gunung Marapi, yang banyak meluluhlantakan berbagai infra struktur di Kabupaten Agam khususnya, belum semuanya mendapatkan perhatian.
Salah satu dampak banjir bandang Sabtu (11/5/2024) lalu yang telah merusak aliran air di bendungan Muaro Durian, nagari Sungai Tanang, kecamatan Banuhampu, kabupaten Agam ikut terdampak menjadi bobol. Bendungan ini menjadi sumber air bagi kebutuhan ratusan hektar sawah yang menyebar setidaknya di tiga nagari di Banuhampu, termasuk untuk kota Bukittinggi.
Selain menjadi sumber air utama areal pesawahan masyarakat di nagari Ladang Laweh dan Taluak Limo Suku di kecamatan Banuhampu, juga untuk areal pesawahan di nagari Guguaktinggi Tabek Sarojo, IV Koto dan sampai ke kota Bukittinggi.
Wali Nagari Ladang Laweh, David Erlangga, mengingat vitalnya fungsi bendungan Muaro Durian ini, masyarakat di 3 nagari di Banuhampu dan IV Koto, sepakat turun bersama gotong royong Minggu (18/5/2024) membersihkan tumpukan material dam yang runtuh, agar aliran air lancar dan tidak runtuh kembali bila hujan turun. “Kita khawatir, bila tidak dibersihkan, bila hujan turun dikhawatirkan akan terjadi longsoran susulan”, tutur David.
Pemerintah nagari sudah koordinasi ke kecamatan, hingga ke Kabupaten Agam, juga sudah koordinasi dengan Pemprov Sumbar, khususnya PSDA, untuk menanggulangi dan perbaikan bendungan agar bisa berfungsi kembali, dapat mengaliri areal pesawahan masyarakat.
Kata David, bendungan Muaro Durian tidak hanya mengaliri sawah didaerahnya, tapi juga mengaliri areal pesawahan masyarakat di Kota Bukittinggi. David mengaku telah menyampaikan kepada Walikota dan Sekda, tapi belum ada respon. Sejumlah masyarakat mengaku merasa terpanggil untuk melaksanakan Goro bersama, karena lokasi ini dinilai seakan luput dari perhatian, padahal bendungan ini urat nadi bagi kehidupan petani, tutur David.[Yun.S]