Oleh Redo Sobirin
Mahasiswa STIA Bukittinggi
Aktifitas Gunung berapi akhir akhir ini menunjukkan geliat yang cukup untuk diwaspadai, bagaimana tidak, Gunung berapi dengan ketinggian 2891 MDPL tersebut mengalami erupsi yang cukup parah, lebih parah jika dibandingkan dengan erupsi yang terjadi pada awal tahun 2023 kemaren.
Dan naasnya, bukan hanya hujan abu fulkanik yang meresahkan masyarakat yang ada dikaki gunung tersebut, akan tetapi banyaknya para pendaki yang juga terjebak dipuncak gunung ketika melakukan aktifitas pendakian. Bahkan menurut catatan terakhir dari SAR Padang, terdapat 11 orang yang berhasil di evakuasi dan dinyatakan meninggal dunia, dan masih ada sekitar 12 orang yang masih belum jelas keberadaannya, dan masih dalam tahap pencarian.
Sulitnya pencarian yang diakibatkan oleh erupsi dari gunung merapi tersebut, membuat proses pencarian beberapa kali mesti ditunda dengan alasan keamanan.
Gunung Merapi sendiri secara administratif itu berlokasi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, namun jika kita melihat secara Geografis, maka lokasi Gunung Merapi terletak diantara wilayah Kabupaten Tanah Datar, Agam dan Kota Padang Panjang, dan wilayah yang telah disebutkan tersebut dangat dekat sekali dengan Kota Bukittinggi.
Tidak heran jika Abu Fulkanik yang dihasilkan dari letusan tersebut berdampak sangat besar bagi Masyarakat Agam dan Bukittinggi, sehingga meskipun lebih sering turun hujan pada malam hari, namun pada siang hari abu yang dihasilkan dari aktifitas Gunung Merapi tetap saja membuat siapapun harus waspada dan mesti mengenakkan masker, serta mengurangi aktifitas diluar rumah.
Salah satu wilayah yang terkena dampak hujan Abu Fulkanik tersebut adalah Nagari Kubang Putih, dan didaerah tersebut terdapat Universitas Islam Negeri Sjech M Djamil Djambek atau yang dikenal dengan UIN Bukittinggi.
Akibat dari hujan Abu Fulkanik tersebut, banyak diantara Mahasiswa yang mengeluh atas kebijakan dari pihak kampus, pasalnya, sampai tulisan ini dibuat, belum ada sedikitpun kabar dari pihak kampus yang menyatakan untuk melakukan penundaan aktifitas perkuliahan, yang ada hanya surat edaran yang mengatakan bahwa pada hari Rabu, 6 Desember 2023, perkuliahan ditiadakan, akan tetapi bukan karena bencana Erupsi Gunung Merapi, akan tetapi karena adanya acara Wisuda dikampus tersebut.
Yap, meski dengan aktifitas gunung merapi yang cukup mengkhawatirkan, Kampus UIN Bukittinggi tetap melaksanakan acara wisuda, dan Mahasiswa akan kembali melakukan Aktifitas perkuliahan pada hari kamis esoknya.
“Harus ada korban dulu, baru kampus diliburkan..” ungkap salah seoarang Mahasiswi Berasial N. Benar saja, bukan hanya satu dua, akan tetapi banyak sekali mahasiswa yang menyayangkan kebijakan kampus, beberapa dari mahasiswi bahkan terbatuk batuk ketika melitas dijalanan kampus yang dipenuhi debu dan pasir yang masih saja berjatuhan.
“Padahal walikota telah menyampaikan untuk mengurangi Aktifitas diluar Rumah” Ungkap salah seorang Mahasiswa lainnya dengan Nada sedikit kesal.
Sampai sejauh ini belum ada respon dari pihak kampus terhadap keluhan dari mahasiswa. Akankah ada kebijakan dari pihak kampus terkait hal ini?. Mari kita tunggu.[*]