BUKITTINGGI, marapipost.com-Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Sumatera Barat tiada hentinya mempromosikan wisata Sumatera Barat. Kali ini Rabu (8/11/2023) Minangkabau Travel Mart (MTM) menggelar promosi wisata di Pendopo Rumah Dinas Wali Kota Bukittinggi.
Pertgelaran ini sudah untuk yang kelima, dengan tema ‘Empowering Sociaty and Culture’. Menghadirkan 100 travel agent dari luar negeri, Malaysia, Thailand. Tidak hanya dari luar negeri, tapi juga diikuti dari berbagai daerah Indonesia. Tujuan kegiatan ini untuk mempromosikan wisata Sumatera Barat diseantero dunia, Ketua ASPPI Sumatera Bararat Hade Ranty Juma.
MTM, tuturnya, suati event promosi pariwisata mempertemukan pelaku pariwisata, penjual produk yang bergerak di bidang kepariwisataan (seller). Tamu yang dating berkunjung ke objek yang datang sebagai pembeli (buyer). Seller pada kegiatan ini adalah dari travel, hotel, airlines, restoran, transportasi, destinasi wisata, perusahaan asuransi, bank, souvenir gallery, dan perusahaan lainnya, tutur Hade Ranty Juma.
Buyer (pembeli) adalah pihak-pihak yang datang dari dalam dan luar Sumatera Barat. Adalah agen perjalanan yang membawa tamu mereka untuk mengunjungi objek-objek wisata yang dipromosikan dalam MTM.
“Diperlukan adanya table top tempat bertemunya seller dan buyer, kami hanya sebatas memfasilitasi, jika ada kecocokan pelaksanaan realisasi dapat langsung antara seller dan buyer ini”, katanya. Untuk wisatawan luar negeri, paparnya, mayoritas yang masuk ke Sumatera Barat saat ini berasal dari Malaysia dan Singapura.
Ketua Umum DPP ASPPI, Agus Pahlevi menjelaskan, MTM menjadi representasi atas kreativitas ASPPI, selain komitmen dan kolaborasi bersama pemerintah setempat untuk memajukan pariwisata. Karena itu butuh kerja sama dengan seluruh pihak, termasuk media, jelasnya.
Minangkabau Travel Mart (MTM) sebagai metode bisnis terbaik melalui pertemuan antara seller dan buyer, apalagi bertemu di Kota Bukittinggi, daerah wisata yang aduhai untuk dikunjungi”, kata Agus. Tahun politik tidak terlalu memengaruhi perkembangan bisnis pariwisata pada saat ini, tidak seperti ketika terjadi masa berjangkitnya Covid-19, katanya.
Berwisata bertujuan untuk rilek, berlibur, mereka tidak mau dan terpengaruh dengan politik, asalkan mendapat dukungan di bidang pariwisata, pegiatnya akan tetap mendukung sepenuhnya”, terangnya. Kota Bukittinggi belum jadi target pengembangan wisata ASPPI, karena sudah memiliki infrastruktur pendukung pariwisata yang kuat.
Objek Wisata Sumbar, termasuk Kota Bukittinggi tidak termasuk dalam skala prioritas karena memang sudah menjadi spesifik pariwisata, yang jadi target, katanya, adalah daerah yang memiliki potensial, tetapi masih kurang dipandang dari sisi penyediaan infrastruktur, paparnya.(*)