PASAMAN, Marapi Post-Indahnya Masjid Terapung Al-Haramain, Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Informasi yang berhasil dihimpun Marapi Post (marapipost.com) Minggu (31/7/2022), masjid yang megah itu sudah diresmikan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansyarullah Jumat 22 Juni 2022.
Sebagai pertanda peresmian Masjid Terapung Al-Haramain itu, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansyarullah membubuhkan tanda tangan pada prasasti yang ditempel disalah satu titik di masjid tersebut.
Menurut Gubernur dalam sambutannya saat itu, keberhasilan suatu daerah tidak hanya dilihat dari banyaknya pembangunan infrastruktur yang dibangun didaerah itu, akan tetapi juga termasuk dihitung, seberapa banyak lahirnya SDM berkualitas di daerah tersebut, kata Gubernur.
Hal itu ditandai dengan lahirnya ulama-ulama besar dan pejuang tokoh nasional dari Sumatera Barat. Diantaranya Tuanku Rao dan Tuanku Imam Bonjol. Dapat disimak dalam sejarah tentang beliau, beliau sangat berpengaruh dalam perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. “Rao ini mempunyai tradisi keislaman yang tinggi dan baik.
Hal ini, kata Gubernur, ditandai dengan gudangnya orang-orang penghafal qur’an di Rao ini. Disini juga banyak melahirkan tuanku-tuanku yang berpengaruh pada perjuangan NKRI, “itu lah beliau Tuanku Rao dan Tuanku Imam Bonjol”, sebut gubernur.
Kecamatan Rao, kata Gubernur Sumbar berpotensi untuk menghadirkan penghafal-penghafal Al-Qur’an yang berkualitas. Ditambah saat ini sudah ada Islamic Center Rao (ICR) yang digadangkan akan menjadi sebuah universitas.
“Dengan adanya ICR ini sebagai pusat pembinaan dan kegiatan Islam, diharapkan dapat melahirkan serta menyiapkan generasi penerus yang berkualitas dunia akhirat kelak”, ujarnya. Ketika itu hadir Wakil Bupati Pasaman, Sabar AS. Wabup Sabar AS menyebut ICR ini sesuai dengan Visi dan Misi Kabupaten Pasaman, yaitu ‘Pasaman Berimtaq’ yaitu mendirikan rumah tahfidz di setiap kecamatan, kata wabup.
Juga diperoleh informasi, Kabupaten pasaman saat ini mengupayakan untuk honor guru ngaji dibayarkan dari APBD sebesar Rp2,5 juta per masing-masing Rumah Tahfidz di setiap kecamatan. Disamping itu pendiri pondok tahfidz ICR, Yulima Indra Ahmad, juga menuturkan kisah, latar belakang Pondok ICR ini.
Katanya dibangun berdasarkan perbincangan dalam Grup WhatsApp (WA) “Koturunen Rao”, yang mayoritas anggotanya perantau dalam dan luar negeri. “Awalnya, kita dari keluarga besar pendiri telah menyediakan tanah wakaf. Dengan adanya tanah wakaf dari keluarga, kemudian kita sampaikan kepada teman-teman dan saudara di group WA Koturunen Rao bahwa kita akan membangun Pondok Tahfidz Al-Qur’an. Alhamdulillah, usulan kita pun direspon, katanya.(lk)