SOLOK SELATAN, Marapi Post-Tradisi mambantai gadang di kapalo banda untuk serentak turun ke sawah merupakan budaya yang turun temurun dari nenek moyang di Kecamatan Pauhduo, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Hingga saat ini trdisi tersebut masih jadi budaya.
Yang dibantai (dipotong) itu adalah kerbau gadang (Kebau besar). Sabtu (13/11/2021) acara mambantai kabau gadang jantan diselenggarakan di Kapalo Banda (Hulu) Buatan Jorong Taratak Bukareh, Nagari Pauhduo Nan Batigo, Kecamatan Pauhduo.
Seperti tahun tahun sebelumnya, tahun ini juga dilaksanakan mambantai kabau gadang sebagai awal pertanda dimulainya turun kesawah secara serentak, kata ketua KAN Alam Pauhduo Yusaldi Dt Mudo kepada media merapi post di lokasi penyembelihan.
Masih menurut Y. Dt. Mudo, kerbau tersebut dibeli sebanyak Rp. 24 juta berasal dari iuran sebanyak 99 ninik mamak yang ada dilingkungan KAN Alam Pauhduo masing-masing ninik mamak dikenakan sebesar Rp. 250 ribu.
Seletelah selesai penyembelihan, dagingnya dibagikan kepada masing- masing ninik mamak yang diambil oleh dubalangnya untuk kemudian diserahkan kepada kemanakan untuk dimasak oleh kemanakan mereka.
Kemudian ke esokan harinya, yakni Minggu 14 Nopember 2021, diadakan acara makan-makan (makan bajamba) bertempat di kantor KAN Alam Pauhduo. Daging yang sudah dimasak oleh anak kemanakan dihidangkan kepada mamaknya di acara makan bajamba pakai dulang berkaki tersebut.
Ketua KAN mengharapkan kepada ninik mamak mamak sudah hadir ditempat acara sekitar jam 14.00 wib sesuai dengan merek ninik mamak yang telah disiapkan panitia. Kemudian anak kemanakan yang sudah membawa nasi dan sambal daging kerbau yang ditarok didulang tersebut langsung meletakkan nya didepan ninik mamak yang sudah berada di lokasi acara makan bajamba.
Selsai acara sambutan dari ketua KAN, Bupati dan dari Dinas Pertanian setempat, dilanjutkan dengan makan bersama di kelompok ninik mamaknya masing-masing. Usai acara makan bajamba, ditutup dengan doa bersama dan acara makan-makan pun berakhir kata ketua KAN.(aj)