MATUR, Marapi Post-BKSDA Resor Agam melakukan penanganan konflik antara manusia dengan satwa liar di Jorong Cubadak Lilin, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Kronologis penangan petugas BKSDA Resor Agam, Ade Putra Rabu (10/3/2021). Pada hari Senin (8/3/2021) sekira pukul 20.00 wib, Resor RKW II Agam menerima informasi dari seorang warga bahwa ada satwa yang diduga harimau memangsa ternak kwebau milik warga satu ekor induk mati, dan dua anak luka-luka.
Selasa (9/3/2021) tim BKSDA Resor Agam turun ke lokasi tempat terjadinya konflik, tim turun kelapangan bersama Wali Jorong dan masyarakat menyisir sekitar TKP di Sawah Liek Aia Rangek, diluar kawasan hutan.
Jarak TKP ke kawasan Hutan Cagar sekitar 2,5 km dan ke hutan produksi sekitar 1,25 km dan jarak yang dapat ditempuh mobil ke TKP sekitar 500 meter, kondisi medan lapangan cukup rumit curam dengan tanjakan tinggi.
Diakui, dilokasi ternak hanya dilepas begitu saja dilokasi. Kebiasann memang begitu, pemilik ternak sudah terbiasa ternak dilepas saja. Jumlah ternak kerbau sekitar 20 ekor terdiri dari anak dan induk.
Mito Hariadi (26) memilik ternak satu induk dan dua anak kerbau, diterkam harimau. Pemilk ternak yang ada dilokasi 10 orang. Tim menemukan jejak dan kotoran satwa liar. Wali Jorong, Cubadak Lilin Taufik membenarkan kejadian tersebut dan biasanya masyarakat hanya menengok ternaknya sekali 15 hari.
Minggu (8/3/2021), sekira pukul 17.00 wib, laporan dari jorong, ada harimau nerkam kerbau, satu ekor induk mati dan dua anaknya luka-laku dari jumlah kerbau sekitar 20 ekor. Selasa (9/3/2021), sekira pukul 11.00 Wib masyarakat menguburkan ternak yang mati dimangsa harimau. Dua anak kerbau yang luka-luka diselamatkan pemelik dibawa ke kandang yang berada dekat rumah.
Dari hasil identifikasi lapangan jejak atau tanda tanda yang ada, terang Ade Putra, diakui harimau dan jejak terakhir yang ditemukan berada dekat aliran anak sungai dan celah celah hutan, dugaan sementara satwa tersebut sudah bergeser ke dalam hutan, terang Ade Putra.
Ade Putara yang diminta langkah-langkah yang akan diambil komplik antara satwa liar jenis harimau dengan ternak kerbau, hingga berita ini diterbitkan belum ada.(LUKMAN)