PALUPUH, Marapi Post–Bangunan Masjid Nurul Hikmah beatap tiga tingkat di Jorong Sipisang, Nagari Nan Tujuah, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, termasuk salah satu tempat ibadah tertua. Informasi yang dapat dihimpun, masjid Nurul Hikmah itu berdiri semenjak 2 abad silam.
Penyuluh Agama Kecamatan Palupuh, Afriadil Hamsyah, Jumat (5/3/2021) menjelaskan, Masjid Nurul Hikmah Sipisang berdiri tahun 1815. Awalnya masjid tersebut didirikan beratap ijuk, mulai dibangun thun 1815 dan rampung tahun 1821.
Masjid itu berukuran panjang 12 meter, lebar 11meter itu memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Masjid beratap ijuk kontruksi bertingkat, tiga anjungan. Tapi sayangnya terimbas modernisasi, atap masjid sudah diganti dengan seng, masih memiliki tunggak macu dari kayu dengan ketinggianlebih kurang 15 meter.
Cerita Afriadil Hamsyah, tonggak tuo (Tinggak macu) itu, masa dahulunya ditarik dari jarak 1,5 km dari tempat kayu ditebang, diselimuti dengan kain. Ketika kayu itu ditebang, dari kayu (Pohon) itu keluar bunyi seperti suara kerbau, dan tidak dapat ditarik walaupun tenaga sudah ditambah orang kuat.
Terus diberi tahu ke Inyiak Syekh Jamal Ibrahim, lebih dikenal dengan Inyiak Linduang Surau Batu Kumpulan. Begitu beliau datang mencambuk (malacuik) pohon itu 3 kali, usai dicambuk, barulah pohon itu dapat ditarik masyarkat beramai-ramai ke lokasi pembangunan masjid.
Peristiwa itu terjadi kembali ketika tonggak (Tiang) itu diberdirikan (ditegakan), masyarakat juga tidak kuat mengangkat kayu yang sudah dibentuk jadi taing tersebut. Inyiak Syekh Jamal Ibrahim kembali dipanggil untuk membantu mengangkat kayu tunggak tuo itu.
Tapi disini Syekh Ibrahim tidak lagi mencambuk, tapu beliau mengganjaltiang dengat tumit kaki, hasilnya, masyarakat berhasil menegakankan tunggak tuo masjid tersebut. Selain cerita spiritual itu, masyarakat juga memperoleh pengalaman, dari dulu sampai tahun 80an kalau ada masyarakat yang berberucap tidak pantas dalam masjid, pada malam harinya akan terdengaran suara gemuruh dari dalam masjid.
Pada tahun 1920, terang Afriadil, masyarakat mengganti atap Masjid Nurul Hikmah Sipisang dengan atap seng, dari sebelumnya atap ijuk, hingga saat ini kondisi masjid masih baik dan tetap dimanfaatkan masyarakat tempat ibadah.
Di masjid ini juga sebgai tempat pembinaan generasi muda, tempat bermusyawarah, tempat berdoa syukuran, terutama usai panen padi, tapi untuk shalat jumat, shalat lima waktu, shalat tarawih dan shalat hari raya memanfaatkan masjid baru yang dibangun bersebelahan dengan masjid ini.
Masjid Nurul Hikmah Sipisang itu sudah begitu tua, tetapi pengurus masjit mencatat rapai terhadap sejarah berdirinya masjit tersebut. Menurut pengurus, masjid itu dicatat rapi tertanggal 9 Desember 2004. Ketua pengurus masjit, Rizwan, S.Pd , sekretaris Aguswandi, Wali Jorong Sipisang Inyiak Dt. Bagindo.
“Sebagai rujukan pengurus, dari catatan atau berita dari Inyiak Tk Basa Tuo ketika itu beliau berumur 84 tahun, saat itu Inyiak Tk Basa Jalelo atau Inyiak Imam masjid Nurul Hikmah Sipisang, Inyiak Rasidin Tk. Mudo, dan tokoh tokoh masyarakat Sipisang, salinan ke 1 sejarah masjit tersebut pada tahun 1969.(LUKMAN)