TIKU, Marapi Post-Tidak hanya manusia berpolitik, api pun membakar kebun sawit rakyat di Lubuk Gadang, Durian Kapeh, Nagari Tiku Utara, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, secara diam-diam, hingga tidak diketahui siapapun, kecuali Selasa (9/2/2021) mulai ribut, dan kasak-kusuk.
Rabu (10/2/2021) BPBD Kabupaten Agam turunkan 10 anggota ke TKP Lubuk Gadang memadamkan api, yang nama dasar api yang tidak mau dibuju begitu, sulit dikendali, apa lagi lahan kebun warga itu masih tanah gambut, didalam tanah banyak akar kayu kering yang enak dilahap sijago merah.
Dari luar, dimana keberadaan api tidak kelihatan jelas, tapi didalam tanah, api menjalar mengikuti lika-liku akar-akar kayu yang kering kerontang, karena hujan sudah lama tidak turun. Sengaja atau tidak kebun ini terbakar, yang jelas hingga Kamis (11/2/2021) BPBD Kabupaten Agam masih tetap membujuk api, agar tidak melebar lagi.
Tidak hanya BPBD, TNI, Polri bersama masyarakat, bahu-membahu menjinakan api dikebut sawit seluas 10 hektar. Armada Pemadam Kebakaran (DAMKAR) dikerahkan. Semburan air dari tengki air Damkar, tak dihiraukan api. Hebat api tidak tunduk kepada siraman air dari damkar.
Didampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Syafrizal, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Agam Muhammad Lutfi merangakan, kebakaran itu terjadi dari hari Senin (8/2/2021), bersama TNI dan Polri, masyarakat Rabu (10/2/2021) sudah berupaya menjinakkan api, tapi api masih lengah, belum mau dibujuk.
Kamis hari ini (11/2/2021) tim gabungan kembali berupaya membujuk api, sebab pada beberapa titik, api kembali muncul, kawasan yang terbakar kembali meluas, kalau rabu hanya hanya 15 hektar, kalu kamis hari ini, tentu sudah lebih, ujar M. Lutfi.
Sulitnya medan untuk menncapai lokasi dari kendaraan Damkar keluar-masuk, menghalangi dan jadi kendala membawa peralatan pompa air kelokasi, tim penjinak api terpaksa memikul pompa air sampai kelokasi, kata M. Lutfi.
Masyarakat diingatkan M. Lutfi agar hati-hati menunaikan pekerjaan, dilahan gambut titik api tidak dapat dideteksi, karena alatnya belum ada, bahaya api akan semakin semakin unjuk gigi dengan kondisi kemarai ini, sangat muda terpicunya kebakaran.
Menyinggung, penyebab timbulnya kebakaran ini, kata M. Lutfi, belum dapat dipastikan, saat ini masih dalam penyelidikan. Sementara Weri Ikhwan, kebun sawit terbakar itu dimilik 4 orang, masing-masing pemilik memil;iki luas kebun berbeda, pemiliknya; Bustamar (53), Rat (56), Buya Putih (70) dan Pen (65). Tahun 2019 dilokasi itu juga, juga terbakar, jelas Weri Ikwan.(LUKMAN)