LUBUK BASUNG, marapipost.com-Dinas Pertanian Kabupaten Agam siapkan perangkat pendukung program Presiden RI Prabowo Subianto, terhadap program swasembada pangan, terutama beras, dan jagung, sebagaimana era kepemimpinan Presden RI ke-Soehato.
Dulu, terang Arief Restu di ruang kerjanya di Dinas Pertanian Agam di Lubuk Basung, didampingi Sekretaris Dinas Pertanian, Armelia, Kamis (2/1/2025) pada tahun 80-an, ketika itu dipimpin Presiden kedua RI, Soeharto, Negara kita Indonesia, tidak hanya mampu dalam program swasembada pangan (Beras), tapi juga mampu memberikan bantuan beras kepada Negara Afrika, ketika itu Negara Afrika dilanda kelaparan.
Presiden RI Prabowo Subianto, awal pemerintahannya ini, mencurahkan perhatiannya untuk kembali kepada program swasembada pangan. Dari data yang ada, Kabupaten Agam memiliki 1.031 hektar sawah rakyat. Secara umum, areal sawah di Kabupaten Agam, berpengairan tetap. Artinya irigasi menjamin sepanjang waktu atas ketersediaan air untuk mengairi sawah, kecuali musim kemarau panjang tiba, diakui air sungai menyusut, dan air irigasi terganggu.
Ada beberapa faktor yang perlu jadi perhatian di Kabupaten Agam, untuk mendukung program tersebut, diantaranya perbaikan irigasi ditingkat usaha tani, penambahan tenaga penyuluh pertanian, dan merubah system perolehan pupuk agar lebih mudah didapatkan oleh petani melalui kelompok tani.
Irigasi ditingkat usaha tani, sebagian sudah rusak dan tidak berfungsi sebagimana yang diharapkan. Kerusakan irigasi ditingkat usaha tani tersebut disebabkan bencana alam, banjir bandang, goncangan gempa, dan ada kerusakan irigasi tersebut disebab banjir lahar gunung Marapi, yakni di Kecamatan Candung, dan Kecamatan Sungai Pua.
Kemudian tenaga penyuluh pertanian, saat ini sudah banyak berkurang, karena sudah menjalankan masa pensiun. Tahun ini makin berkurang, ada 2 penyuluh pertanian yang akan menjalankan masa pensiun. Tutur Arief Restu lagi, dahulu, setiap Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP), dtempat satu orang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
WKPP itu berada di nagari nagari. Karena begitu luasnya wilayah kerja, satu nagari itu ada yang terdiri dari 3 WKPP, bahkan ada juga yang 4 WKPP, tapi kini, janagnkan ada 3 atau 4 PPL dtempatkan PPL di nagari tersebut, untuk satu nagari satu PPL saja tidak cukup. Karena itu Arief Restu berharap, adanya pengangkatan tenaga penyuluh pertanian kembali, sebab penyuluh itu sangat diperlukan, agar penyuluhan lancar, sembari juga melengkapi kekurangan lainnya.
Penyuluh pertanian berkurang, selain banyak yang menjalankan pensiun, ketika bergulir otonomi daerah diera sebelumnya, oto nomo daerah membuka peluang untuk pindah atau dipindahkan ke jabatan non penyuluh. Diera itulah banyak penyuluh pertanian yang dikaryakan menduduki jabatan struktural pada berbagai lembaga dan instansi. Ada memang pengangkatan tenaga penyuluh baru, tetapi jumlahnya tidak memadai untuk mengisi kekosongan tenaga penyuluh dilapangan, jelas Arief Restu.[lk]