KABUPATEN AGAM, marapipost.com-Nama Masjid Pincuran Gadang di Nagari Matua Hilia, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, rumah ibadah terletak di lembah Pincuran Gadang. Menurut sejarah, didirikan pada 1885. Masjid tertua di daerah Matua Hilia. Tokoh pendirinya diantaranya Tuanku Alam Putiah, adalah laras pertama Matur.
Bangunan utama dalam pembangunan masjid, ditopang dengan sembilan tiang terdiri dari bahan kayu dengan posisi persegi konsentris dengan tiang utama di tengah. Bersumber dari sejarah, dinding terbuat dari pasangan batu kali dan batu bata direkat dengan campuran kapur-pasir. Atapnya berupa seng dengan bentuk atap limas berundak.
Di kompleks masjid, terdapat struktur mirip menara setinggi 3,5 meter, dengan denah segi delapan dan diameter 4 meter. Pada bagian pintu masuk, terdapat tulisan Arab dan angka tahun 1931. Selain itu, terdapat peninggalan 20 lubang pertahanan atau yang disebut masyarakat sekitar dengan “Lubang Duo Puluah”.
Konon menurut informasi, pada tahun 1938, Masjid Pincuran Gadang direnovasi, berupa penggantian atap ijuk yang sudah lapuk dan perbaikan tempat pemandian di kompleks masjid.
Sesuai dengan namanya, dikomplek masjid dilengkapi pincuran dengan aliran air begitu besar, jernih dan sejuk. Banyak pengunjung yang datang kekawasan masjid ini, untuk menikmati keindahan dan kesejukan alam, berikut mandi-mandi di kawasan masjid.
Pantas kawasan masjid dijadik dwi fungsi, tempat ibadah juga, dsn tempat wusata juga, tapi perlu adanya peningkatan fasilitas, pertama, perlebar jalan menuju kesana, kedua, sediakan tempat parkir kendaraan roda 4 dan roda dua.[lk]