BUKITTINGGI, marapipost.com-Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi dalam kunjungan kerja di Bukittinggi, Minggu (2/6/2024) menghadiri dua acara sekaligus, yaitu peluncuran buku biografi Masfar Rasyid dan peringatan Hari Bangkit Pelajar Islam Indonesia (PII) ke-77 tahun, diselenggarakan di Gedung Tri Arga Bukittinggi.
Hadir Ketua DPRD Sumbar, Supardi, ketua Pengurus Yarsi Sumbar yang diwakili Zainul Dauly, Ketua dewan Da’wah Islamiah Sumbar, ketua Pengurus wilayah keluarga besar Pelajar Islam Indonesia Sumatera Barat, Harmazaldi, Ketua PW PII Sumatera Barat, Ninik Mamak dan Bundo kanduang.
Buku biografi Maspar Rasyid berjudul aktivis pergerakan lintas zaman dari Salo ke Senayan, di mana penulisnya, H. Adi Barmasa dan Ahmad Kharisma, setebal 295 halaman.
Buku tersebut mengisahkan lembaran hidup yang penuh perjuangan dan keberanian, sebuah perjalanan hidup yang terpatri seorang tokoh luar biasa, Masfar Rasyid.
Buku biografi diawali dengan membuka tirai masa kecilnya, yang diwarnai kekacauan dan pergolakan perang saudara, yang dikenal sebagai konflik PRRI di tanah kelahirannya Nagari Salo, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat
Buku biografi Masfar Rasyid, menuturkan masa remaja Masfar pada era pergolakan komunisme berpuncak pada G 30 S/PKI hingga runtuhnya Orde Lama.
Pada zaman yang penuh dengan ketidakpastian politik, ketegangan dan pertarungan ideologi, Masfar Rasyid merasakan langsung dampak-dampaknya bagi kehidupan pribadinya dan keluarga serta lingkungan sekitarnya.
la tidak hanya melewati cobaan-cobaan sulit masa kecil dan remaja, namun juga tumbuh sebagai tokoh yang tidak hanya pasif dalam menghadapi pergolakan. Buku ini membawa kita menelusuri jejak-jejaknya yang cukup panjang dan penuh dedikasi dalam dunia politik, hingga berhasil mencapai posisi prestisius sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Melalui setiap halaman, pembaca akan diajak untuk menggali lebih dalam tentang kehidupan dan perjuangan Masfar Rasyid, seorang figur inspiratif yang telah menorehkan sejarah di tengah berbagai gelombang perubahan lintas zaman.
Ia adalah saksi hidup sekaligus pelaku dalam setiap momen-momen penting di era Orde Lama, Orde Baru, hingga Orde Reformasi. Buku ini juga diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika sosial dan politik Indonesia pada masa-masa krusial tersebut.[*/Yun.S]
Comments 1