BUKITTINGGI, marapipost.com-Dharma Wanita Persatuan kota Bukittinggi gelar acara halal bi halal Selasa (30/04/2024) di Hall Balaikota Bukittinggi. Ketua Dharma Wanita Persatuan Ny. Eva Martias Wanto dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya acara halal bihalal ini. Lebih lanjut beliau menyampaikan maaf lahir bathin kepada anggota , ibu-ibu istri pegawai dan pengurus unit Dharma Wanita Persatuan se kota Bukittinggi.
Dalam acara halal bihalal tersebut Ny. Eva Martias Wanto berpesan agar kita tidak melupakan budaya adat istiadat yang sejak dulu kalanya sudah dilakukan, apabila mengunjungi rumah saudara atau kerabat dan apa lagi orang-orang terdekat maka tata cara adat seperti itu tetap dilestarikan ucapnya.
Mari kita saling memaafkan dan mudah-mudahan kita dijadikan orang yang lebih baik imbuhnya. Momen ini hendaknya juga menjadi ajang untuk semakin memperat jalinan silaturahmi diantara para pengurus, anggota Dharma Wanita Persatuan dan pihak terkait guna semakin meningkatkan peran Dharma Wanita di tengah keluarga, masyarakat, bangsa dan negara paparnya .
“Semoga halal bi halal ini dapat dijadikan momentum untuk kembali menjadi naluri yang baik untuk hidup saling berdampingan, biasanya orang-orang yang bersilaturahim itu dimudahkan oleh Allah dalam mencari rezeki”, tutupnya. Acara ini juga dihadiri ketua BKMT Bukittinggi H. Syamsul Bahri sebagai pemateri dalam pemberian tausyiah, dengan tema “Buah Ramadhan”.
Ketua Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Bukittinggi, H Syamsul Bahri, dalam tausyiahnya mengatakan kegiatan itu adalah bentuk upaya melestarikan adat istiadat Minangkabau yang memegang teguh prinsip Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah.
“Kita sebagai orang minang tidak boleh melupakan budaya serta adat istiadat yang sejak dulu kalanya sudah dilakukan,” ajaknya. Salah satunya, seperti mengunjungi rumah saudara atau kerabat serta orang-orang terdekat termasuk kegiatan Halal bi Halal bisa tetap dilestarikan.
Dalam halal bi halal ini, masing-masing unit membawa bekal dan konsumsi dengan rantang, biasanya jumlah rantang tersebut lebih dari dua tingkat, sesuai adat istiadat tradisi budaya Minangkabau. Karena kegiatan ini masih di momen bulan Syawal yang identik dengan suasana lebaran.[*/Yun.S]