Disajikan oleh Lukman
Diramu dari berbagai sumber, literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu, yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, literasi tidak terlepas dari kemampuan berbahasa. Pendorong literasi sekolah pada berbagai Sekolah Dasar (SD), sudah dilengkapi dengan gedung perpustakaan megah.
Literasi sekolah itu adalah ‘Hak Murid’, sekolah wajib memberikan kepada murid. Disinyalir pada saat ini kemampuan literasi murid disekolah masih tergolong rendah rendah. Dari rata-rata Indeks Aktivitas Literasi Membaca masih tergolong rendah, poinnya hanya 37,32 dari 100, sedangkan berdasarkan kajian indeks kegemaran membaca melibatkan 10.200 responden pada 34 Provinsi tahun 2020 menunjukkan poin 55,74 dari 100.
Rendahnya minat baca siswa saat ini, diperkuat lagi dengan kehadiran Smartphone android yang sehari-hari banyak siswa (murid) yang diasyikan dengan bermain Smartphone android sepulang sekolah. Murid lebih tertarik membaca potongan-potongan tulisan dan menonton video yang ada di sosial media.
Pendapat dari berbagai sumber, hal ini terjadi menunjukan minat baca ada, namun daya baca rendah, sehingga hal ini mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Selain itu, murid cenderung bertanya sebelum membaca, padahal apa yang ditanyakan sudah diberikan informasi secara lengkap.
Akibatnya banyak murid kurang aktif dan kurang percaya diri dalam memberikan pendapat karena kurangnya wawasan yang di miliki, sehingga tidak banyak yang berani tampil di depan kelas untuk memberikan pendapat. Karena itu, minat murid untuk membaca perlu ditingkatkan, diantaranya mengembangkan gerakan literasi di sekolah.
Gerakan literasi sekolah adalah salah satu program yang sangat penting diterapkan pada bidang pendidikan, karena program tersebut mampu mengembangkan kemampuan murid dalam menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Kemampuan literasi murid berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami, meneliti, dan menerapkan. Apalagi saat ini kemampuan literasi merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki murid.
Oleh karena itu, perlu meningkatkan minat, wawasan, dan mengubah pola pikir murid melalui program literasi di sekolah. Program ini juga memanfaatkan aset yang dimiliki masing-masing kelas berupa rak pojok baca untuk lebih mengembangkan kreatifitas dan meningkatkan jiwa gotong royong murid.
Dalam program meningkatan gerakan literasi sekolah melalui pemanfaatan pojok baca media cetak koran yang dinamis, di kelas sesuai dengan karakteristik lingkungan yang menumbuh kembangkan kepemimpinan murid; yaitu lingkungan yang menyediakan kesempatan bagi murid dengan pola pikir positif.
Dan juga merasakan emosi yang positif, hingga memiliki kemampuan dan berkeinginan untuk memberikan pengaruh positif kepada murid, serta lingkungan untuk melatih keterampilan yang di butuhkan murid pada proses pencapaian tujuan akademik dan non akademik.
Aksi nyata pengelolaan program yang berdampak pada murid dimaksudkan untuk mewujudkan kepemimpinan murid. Program ini dilakukan dengan harapan murid dapat meningkatkan minat baca, mampu mengekpresikan dirinya dengan merancang pojok baca kelas yang menarik dan mampu mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki murid.
Sesungguhnya alasan utama dibalik program literasi sekolah, adalah dapat mewujudkan wellbeing murid atau student wellbeing dan perkembangan murid secara holistik. Murid merasa bahagia karena memiliki nilai-nilai pribadi yang unggul, berbudaya dan memiliki karakter profil pelajar pancasila.(*)