LUBUK BASUNG, marapipost.com-Tidak disangka, masih ada keluarga miskisn yang hidup di Pusat Kota Lubuk Basung, ibukota Kabupaten Agam, Sumatera Barat, padahal Bupati Agam tiap tahun menerima penghargaan. Keluarga miskin itu adalah pasangan Maizul Amri (66 tahun)-Yusmanidar (59 tahun), tinggal dirumah tidak layak huni berlantai tanah, bersebelahan dengan kandang sapi.
Begitu dapat informasi, media social (Medsos) di Lubuk Basung Kamis (2/11/2023) turun langsung ke alamat sepasang keluarga yang tinggal di Kampung Tabing, Jorong II Balai Ahad, Kecamatan Lubuk Basung. Sungguh memprihatinkan bila didengar tutur kata dari pasangan suami isteri itu yang tinggal bersebelahan dengan kandang sapi yang ia pelihara.
“Kalau kami mampu, tidak mau kami hidup pada tempat ini, tapi karena kehidupan yang tidak mampu, kami harus mengarungi kehidupan seperti ini, walau jauh dari kelayakan”, tutur Maizul Amri dan isterinya Yusmanidar.
Pemda Agam belum memberikan sentuhan agar ia juga menikmati kehidupan yang layak sebagaimana tetangga lain. Belum ada yang datang kesini, kecuali dari Polres Agam mengantarkan bantuan, tutur pasangan ini, berhiba. Bantuan lain memang ada ia terima, bantuan beras satu karung setiap kali menerima. Terkadang ia menerima bantuan beras satu kali dua bulan satu karung, terkadang satu kali tiga bulan satu karung.
Tapi atas nama Maizul Amri, selain terima beras, juga ada menerima bantuan uang bersumber dari bantuan lansia, sebanyak Rp200 ribu setiap bulan, diterima sekali tiga bulan sebanyak Rp600 ribu.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, ia menumpang mengambil air PDAM ditempat tetangga, bayar Rp50 ribu setiap bulan. Untuk penerangan tempat tinggal, juga numpang penerangan listrik dari tetangga, juga bayar Rp50 ribu setiap bulan.
Pasangan suami isteri ini tinggal disana menjaga sapi peliaharaan menerima upah dari pemiliknya yang tinggal di Jakarta. Pemilik sapi itu adalah berasal dari Bayur, Kecamatan Tanjung Raya, ia tinggal di Jakarta bekerja sebagi PNS.
Sumainya orang Lubuk Basung, sudah meninggal dunia. Dahulunya yang mengurus sapi ini suaminya, tapi semenjak sumanya meninggal, urusan pemeliahaarn sapi ini dengan isteri almarhum, tapi Maizul Amri tidak tahu nama panjangnya. Untuk membantu penopang kehidupan, isteri Maizul Amri, Yusmanidar, terkadang menjaul daun pisang yang diambil dari pohon pisang yang ia tanam.
Isteri Maizul Amri berasal dari Banda Baru Lubuk Basung, dahulu ada rumah orang tua, tapi sekarang tidak ada lagi, itulah sebabnya tinggal pada tempat yang jauh dari kelayakan ini. Apabila ada yang berniat untuk membantu bangun rumah, ia ada tanah sedikit di Banda Baru, katanya.[lk]