MATUR, marapipost.com-Dikisahkan dari cerita rakyat yang berkembang, asal muasal nama Guo Inyiak Janun berawal dari kisah hidup seorang wanita mandiri dan kuat yang pertama kali menemukan guo. Penemuan guo ini diperkirakan terjadi lebih kurang sekitar ratusan tahun yang lalu, dan wanita tersebut bernama Janun.
Dikarenakan ketakutan serta pahitnya hidup, yang disebabkan oleh penjajahan Belanda pada masa itu, memaksa Janun membawa keluarga meninggalkan kediamannya, dari Jorong Batu Baselo untuk mengungsi memasuki pedalaman Nagari Matua Hilia.
Pelarian Janun mengantarkannya pada sebuah guo yang lapang dan tersembunyi di sisi sebuah bukit di pedalaman Matua Hilia. Guo ini berada di Jorong Bukik Siriah, Nagari Matua Hilia, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Inyiak (sebutan untuk nenek) Janun berladang sirih dan menjualnya secara sembunyi-sembunyi ke Ford De Kock alias Bukittinggi. Setelah situasi dirasa aman, Inyiak Janun mendirikan sebuah Rumah Gadang persis di atas guo dan tinggal menetap di situ bersama keluarganya.
Selain itu, Inyiak Janun juga membuat sebuah pemandian yang berada persis di sisi guo yang diberi nama Pincuran Ruyuang. Setelah kemerdekaan, tempat tersebut tidak ditempati hingga sekarang.
Bukit (Bukik-Minang) yang dijadikan Inyiak Janun sebagai tempat berladang sirih (Siriah- Minang) di namai, Bukik Siriah. Serta guo tersebut dinamai Guo Inyiak Janun. Hal ini sebuah bentuk apresiasi untuk mempertegas, bahwa yang pertama kali menemukan guo dan diakui sebagai pemilik guo adalah Inyiak Janun. Dalam hukum adat Nagari Matua Hilia, Guo Inyiak Janun merupakan Pusako Tinggi Pasukuan Caniago Payuang Panji Datuak Basa.
Engku Datuak Basa selaku pemimpin suku Caniago yang memiliki Guo Inyiak Janun mengatakan, bahwa di Guo Inyiak Janun berlaku sumpah sati “Ka Ateh Indak Bapucuk, Ka Bawah Indak Baurek, Di tangah di Giriak Kumbang” bagi siapa saja yang berniat “salah” di Guo Inyiak Janun. Sumpah ini tentu sangat sesuai dengan besarnya potensi Guo Inyiak Janun yang harus dijaga dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.[Hendra Firmanto]