TANJUNG RAYA, Marapi Post-Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Agam Cendikia, sekolah faporit, siswanya berasal dari seluruh Nusantara (Indonesi). Pernah juga masuk kesekolah ini dari Papua, tapi kini sudah tamat, dan sudah bekerja. Pada pokoknya, SMA Negeri Agam Cedikia adalah untuk wawasannusantara, dan siapkan generasi tangguh.
Kepala SMA Negeri Agam Cedikia, M. Hernandar, ketika bincang-bincang dengan marapipost.com diruang kerjanya di SMA Negeri Agam Cendikia di Mukomuko, Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (3/11/2022) menjelaskan, sistem penerimaan siswa di SMA Negeri Agam Cendikia berbeda dengan sekolah-sekolah lain.
Perbedaannya, bila rekrutmen siswa sekolah umum lainnya siswa mendaftar setelah jelas kelulusan, dan sudah menerima STTB, nah!, di SMA Negeri Agam Cendekia, pendaftaran penerimaan siswa adalah pada bulan April, sebelum ujian akhir dilaksanakan bagi pelajar kelas IX SLTP dan sederajat.
Hal ini dilaksanakan, sehubungan siswa yang masuk ke sekolah ini berasal dari berbagai penjuru di Tanah Air Indonesia. Bagi SMA Negeri Agam Cendekia tidak berlaku sonasi. Artinya tidak dikaitkan dengan pemwilayahan penerimaan siswa, siapa saja yang lulus dari seleksi penerimaan siswa di SMA Negeri Agam Cendekia ini, dibolehkan.
Kedisiplinan, kalau kedisiplinan di sekolah ini, terang M. Hernandar, kemungkinan berbeda dengan sekolah umum setingkat lainnya, tiada hari tanpa belajar, karena itu siswa di SMA Negeri Agam Cendekia diasramakan, semua siswa tinggal di asrama.
Soal pelajaran, di SMA Negeri Agam Cendekia, jelas M. Hernandar yang juga didampingi Kasubag Tata Usaha Jumardi, semua pelajaran yang mendukung kecerdasan siswa, diajarkan, bidang olahraga kesehatan jasmani, keagamaan, kesehatan, sebab, sekolah disini betul-betul, diharapkan mampu dan bersaing memasuki pada berbagai perguruan tinggi ternama. “Yah!, sebaut sajalah, kedisiplinan bagi warga SMA Negeri Agam Cendikia semi militer.
Terhadap penerimaan siswa di SMA Negeri Agam Cendekia, tidak berlaku surat kecil (surat kata blece), anak gubernur, anak bupati, atau anak pejabat lainnya, untuk dapat diterima disekolah ini, surat tersebut tidak berlaku, agar calon siswa tersebut diterima disekolah ini, tapi yang diterima disekolah ini betul-betul anak yang punya kemauan tinggi, dibuktikan dengan hasil seleksi penerimaan.
“Kalau dipaksakan juga anak yang tidak punya kemauan tinggi dididik disini, toh!, akhinya dia juga akan putus ditengah ditengah jalan, tidak sampai tamat ia mengiku sekolah disini, belum tamat dari sekolah ia sudah pulang kampung, karena tidak kuat mengikuti belajar di sekoalah ini”, terang M. Hernandar. Jumlah siswa yang bersekolah disini dibatasi, hanya kisaran 300 hingga 310 orang siswa, tidak boleh lebih dari itu, tersngnya.[lk]