TANJUNG RAYA, Marapi Post-Angan-angan Pemda Kabupaten Agam, Sumatera Barat, membenahi Kawasan Danau Maninjau, diprediksi bakal tidak tercapai. Alasannya, yang punya kepentingan untuk hidup di danau tersebut tidak hanya pemilik modal besar, tapi juga rakyat biasa yang membutuhkan biaya hidup untuk hari esoknya.
“Pagi ia ke danau, sore bawa uang seratus ribu rupiah, beli beras”, jelas Wali Nagari Koto Malintang Naziruddin Dt Palimo Tuo, ketika menjawab pertanyaan Media Online Marapi Post (marapipost.com) Senin (1/8/2022) di ruang kerjanya Kantor Wali Nagari Koto Malintang.
Kalau memang pemerintah betul-betul akan membenahi Kawasan Danau Maninjau, benahilah dulu ekonomi masyarakat Tanjung Raya yang hidup dari penghasilan KJA yang hanya mencari sesuap pagi dan sesuap petang, termasuk untuk membiayai anaknya sekolah, kalau tidak itu yang yang diawai (Kerjakan) pemerintah terlebih dahulu, mustahil pembenahan Kawasan Danau Maninjau dapat dilaksanakan sesuai apa yang diharapkan.
Beberapa waktu sebelumnya, jelas Naziruddin Dt Palimo Tuo, pernah diturunkan beberapa tentara ke Kawasan Danau Maninjau, setelah tentara itu langsung berdialogh dengan petani kecil KJA, tentara itu tidak turun lagi. “Barangkali tentara itu kasihan juga mendengar tutur kata masyarakat mendengar kisha-kisah kehidupan di Kawasan Danau Maninjau itu”, jelas Naziruddin Dt Palimo Tuo.
Pernah juga digelar rapat dengan wali nagari salingka danau di Mes Pemda Bukittinggi, khusus membahas penanganan permasalahan danau Maninjau itu, wali nagari salingka danau diminta menanda tangani pernyataan diatas kertas bermaterai, wali nagari salingka danau tidak mau menanda tangani, dan keluar dari acara rapat, jelasnya.
“Aapa lagi yang harus dikerjakan, semua kita ini pasti condong kepada yang lebih suskses, lebih baik, tapi mengusir pertani KJA kecil itu tanpa mencarikan solusi sumber pendapatan yang jelas bagi petani kecil KJA, mustahil program ini dapat dijalankan.
Naziruddin mengakui, bgenar ada anjuran Pemda Agam, manpaatkan lahan kosong untuk usaha pertanian, lahan kosong yang mana yang akan diberikan kepada petani kecil KJA yang mencari sesuap pagi dan sesuap petang itu. “Itu hanya sekedar anjuran, bentuk pelaksanaannya bagaiman!”, tutur Wali Nagari Koto Malintang Naziruddin Dt Palimo Tuo.
Pada hari yang sama, Wali Nagari Duo Koto Joni Syafri S Pd ketika diminta prendapatnya terhadap program pemerintah membenahi Kawasan danau Maninjau, ia mend8ukung sangat, tapi ia juga berpendapat, pemerintah tidak mengusik KJA petani kecil, alasan Joni Syafri, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya dari usaha KJA, kalau ia dilarang, kemana lagi ia mencari hidup.
Malah Joni Syafri berharap, pemerintah mendirikan pabrik pakan ikan di Tanjung Raya, sebabnya, terang Joni Syafri, harga pakan ikan dari hari kehari naik terus, sehingga petani kecil KJA kehidupannya makin terjepit, kalau bagi pemodal kuat, tidak apa-apa, karena modalnya berlapis, termasuk juga apabila ditimpa bencana alam ikan mati massal, tidak masalah bagi mereka, begitu bencana selesai, pemilik modal kuat itu berusaha kembali, katanya.(lk)