Oleh Hj. Farida, S.Pd1)
1)Guru SMP Negeri 2 Lubuk Basung
- Pendahuluan
Gerakan Nagari Madani merupakan sebuah program yang diluncurkan oleh Bupati Agam H. Indra Catri Dt. Malako Nan Putiah yang bertujuan untuk menghidupkan kembali pendidikan berbasis surau atau mesjid.
Gerakan Nagari Madani memiliki beberapa muatan, yaitu: a). Optimalisasi pendidikan informal Al-qur’an; b). Peningkatan peran masjid atau surau sebagai sentra kehidupan sosial masyarakat; c). Pelaksanaan perlindungan atas kampung, dan masyarakat nagari; d). Peningkatan rasa kepedulian sosial ukhuwah islamiyah, kekeluargaan dan gotong royong;
Dan e). Penerapan adat, seni budaya dan olahraga sesuai dengan filosofi adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah; f). Peningkatan peran serta lembaga, dan organisasi masyarakat; g). Peningkatan kesalehan individu, dan sosial (MSM, 2017).
- Konsep Madani
Konsep penamaan madani pada awalnya terdapat dalam ajaran Islam, yaitu pada saat Rasulullahﷺ merubah nama Yastrib menjadi Madinah. Madinah atau madani bisa berarti kota atau berarti sebuah peradaban. Konsep madani tidak lepas dari masyarakat yang tinggal dan hidup dalam kota atau peradaban tersebut, sehingga kemudian muncul istilah masyarakat madani.
Aceng (2000) juga menyatakan bahwa istilah masyarakat madani identik dengan masyarakat yang dinamis, berwawasan luas, memiliki terobosan baru dan memiliki budi pekerti yang mulia. selanjutnyaYazid (2010) juga menyatakan bahwa masyarakat madani terdiri dari tiga unsur, yaitu: 1). Agama sebagai sumbernya; 2). Peradaban sebagai prosesnya; dan 3). Masyarakat sebagai hasilnya.
Istilah masyarakat madani cenderung disamakan dengan civil society oleh sebagian ahli namun pada kenyataannya kedua istilah ini sangat jauh berbeda. Istilah civil society diadopsi dari pemikiran barat yang berarti masyarakat sipil sementara masyarakat madani lebih epada penanaman nilai religius dalam tubuh masyarakat.
Sejalan dengan latar belakang dari kata madani tersebut, maka penamaan madani lebih sesuai dengan pembentukan suatu masyarakat dengan menggunakan nilai-nilai islami untuk menciptakan suatu peradaban yang lebih baik kedepannya.
Jika hal ini dikembalikan pada konsep Nagari Madani, maka dapat kita simpulkan bahwa semangat yang dimunculkan agar nilai-nilai islami tersebut muncul dalam masyarakat salah satunya dengan pendidikan yang kembali ke mesjid atau surau. Sehingga nantinya delapan muatan nagari madani dapat tercapai secara perlahan sejalan dengan penerapan nagari madani tersebut.
- Peran Guru
Guru memiliki banyak peran dalam dunia pendidikan, Rukaiah (2017) membagi peran guru menjadi tujuh bagian, yaitu: a. Guru sebagai Pendidik Guru berperan dalam memperhatikan tumbuh kembang siswa. Guru mendidik para siswa selama berinteraksi langsung dengan mereka, terlepas dari pengaruh orang tua dan lingkungan asal mereka.
b. Guru sebagai Pengajar
Guru berperan dalam mengajarkan dan membimbing siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan, disini guru harus memahami siswa baik secara intelektual maupun motivasi siswa belajar untuk mendorong siswa terus maju dan memahami pelajaran yang mereka dapatkan
c. Guru sebagai Pembimbing
Guru berperan dalam membimbing mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual siswa selama mengikuti jenjang pendidikan serta mengantarkan siswa sampai pada apa yang ereka inginkan.
d. Guru sebagai Pemimpin
Guru haru mampu menjadi pemimpin para siswanya yang dipatuhi dan dihormati agar siswa mampu bersikap disiplin dan mengikuti aturan yang telah diberikan.
e. Guru sebagai Pengelola
Guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran semenarik mungkin untuk menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa.
f. Guru sebagai Model dan Teladan
Guru harus mampu menjadi teladan yang baik bagi para siswanya sehingga kata-katanya dihormati dan sikapnya dijadikan panutan oleh siswanya.
g. Guru sebagai Anggota Masyarakat
Sebagai anggota masyarakat guru ikut berperan dalam membangun masyarakat melalui sarana pendidikan. guru perlu berbaur dalam masyarakat dan menjadi bagian dalam proses membangun masyarakat tersebut.
Jika kita kerucutkan lagi, tujuh peran guru tersebut dapat disimpulkan menjadi tiga peran utama guru. Tiga peran utama tersebut dapat dilihat dalam bagan berikut:
Bagan 1. Tiga Peran Utama Guru
Tugas guru sebagai seorang profesional berkaitan dengan kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik agar siswa memiliki kemampuan belajar dan mampu memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Selanjutnya peran guru secara pribadi adalah bagaimana guru mampu meningkatkan kapasitasnya dirinya sebagai seorang pendidik dan mampu mengelola siswanya untuk bisa belajar sesuai dengan pengalaman pribadi guru. Serta terakhir peran guru sebagai teladan adalah bagaimana penilaian masyarakat terhadap guru dan bagaimana keberadaan guru tersebut mampu membuat perubahan dalam kehidupan bermasyarakat.
- Peran Guru dalam Gerakan Nagari Madani
Sejalan dengan konsep Madani dan peran guru yang telah dijabarkan diatas. Maka Gerakan Nagari Madani dapat dimulai dari ranah pendidikan, lebih tepatnya melalui kegiatan pembelajaran di Sekolah.
Salah satu langkah untuk menerapkan gerakan Nagari madani ini disekolah dalah dengan menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran disekolah. Guru sebagai seorang pendidik, dapat memasukkan nilai-nilai keislaman dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Contoh kecil penanaman nilai keislaman dalam kegiatan pembelajaran adalah dengan memulai berdo’a sebelum belajar, membudayakan mengucapkan salam kepada guru serta membiasakan shalat di mesjid sekolah agar tertanam nilai-nilai yang islami dalam diri siswa.
Langkah lain yang dapat dilakukan adalah dengan membuat dan mengadakan guru teladan di sekolah. Hal ini tentunya dilaksanakan oleh sekolah untuk menjadikan model bahwa siswa memiliki contoh guru teladan sehingga mereka bisa meniru keteladanan guru tersebut disekolah. Melalui pemodelan ini diharapkan siswa mampu meniru langsung dan mencontoh keteladanan yang diperlihatkan oleh guru tersebut.
Penanaman nilai-nilai karakter lain dapat berupa kegiatan gotong royong, saling membantu teman, membiasakan berinfak serta banyak cara lain untuk menumbuhkan nilai-nilai islami pada siswa dilingkungan sekolah.
Sekolah merupakan tempat pembentukan karakter bagi siswa yang nantinya mereka akan menjadi bagian dari masyarakat dikemudian hari. Sehingga melalui penanaman karakter dan nilai-nilai keislaman sejak usia dini maka kedepannya mereka akan bisa mewujudkan cita-cita Nagari Madani yang telah dicita-citakan.(*)
Daftar Pustaka
HA, Kosasih. 2000. Konsep Masyarakat Madani. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Hasibuan, RP. 2017. Peran Guru Dalam Pendidikan. Prosiding. Seminar Nasional Tahunan. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
MSM. (2017). Bupati Agam Luncurkan Gerakan Nagari Madani. Retrieved from http://www.sumbarsatu.com/berita/16781-bupati-agam-luncurkan-gerakan-nagari-madani
Yazid, Muhammad. 2010. Peran Muhammadiyah dalam Mewujudkan Masyarakat Madani di Desa Padang Bandung Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik. Skripsi. UIN Sunan Ampel Surabaya.