LUBUK BASUNG, MP-Dampak perantau tidak pulang, terutama dari luar provinsi, dampak besar terhadap perputaran perekonomian Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pedagang ragu menyembeli sapi. Dampak perantau tidak dapat pulang, sapi yang disembelih jauh berkurang, ketika perantau dapat pulang.
Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah tahun 2020, pandemi Covid-19 mulai mewabah, sapi yang disembelih di rumah potong hewan dan tempat lainnya, termasuk Rumah Potong Hewan (RPH) Lubuk Basung 463 ekor, sedang tahun 2021 jumlah sapi yang disembelih tercatat 452 ekor. Sebelum pandemi, tahun 2019, sapi dan kerbau yang disemebelih 668 ekor.
Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Iswan Hendri, menjelaskan, khusus jelang lebaran tahun ini, menurut prediksi Iswan Hendri ketika dihubungi Selasa (11/5/2021) jauh menurun. Berkurangnya jumlah sapi yang dipotong, disebabkan berkurangnya daya beli masyarakat, perantau tidak pulang.
Sesuai hasil pantauan terhadap kesejumlah pedagang di pasar tradisional di Kabupaten Agam, pedagang beralasan, berkurangnya permintaan, disebabkan perantau tidak banyak pulang kampung, terutama perantau luar provinsi, sehingga mereka mengurangi memotong, jelas Iswan Hendri.
Biasanya, bila perantau banyak pulang, keluarga di kampung belanja beli daging berlipatganda, termasuk beli daging untuk bikin rendang untuk dibawa kembali kerantau, selain juga dikonsumsi saat lebaran sambil bersenda gurau.
Berkurang jumlah sapi yang dipotong terjadi sejak pandemi sekitar 0,98 pesren, dari data yang diperoleh di lapangan, untuk lebara 2021 dibanding pada 2020. Berkurangnya sapi yang dipotong, penyebab harga daging naik.
Harga awal sebelumnya hanya Rp120 ribu per kg, kemudian naik jadi Rp130 ribu per kg, dan naik lagi jadi Rp140 ribu/kg hingga Kamis (12/5/2021). Sebagai petugas, Iswan Hedri, akan terus memantau harga daging di sejumlah pasar tradisional.(lk)