LUBUK BASUNG, Marapi Post-Home Industri (Industri Rumahtangga) mulai tumbuh di kawasan Lubuk Basung ibukota Kbupaten Aga, Sumatera Barat. Seperti ditekuni Rika Yulia Putri, warga Koto Manampuang, Jorong IV Sangkir, sudah lama menekuni kerajinan tangan merajut tas cantik bernilai jual.
Rika Yulia Putri, ibu rumah tangga beranak satu, Jumat (16/10/2020) mengaku sudah lama menekuni usaha memproduksi tas cantik rajutan tangannya sendiri. Rika, begitu ia akrab disapa orang yang mengenal dia, mengenal kerajinan merajut tas dari kerabat lima tahun lalu. Ia coba menjadikan seni rajut sebagai bisnis, baru dua tahun terakhir.
Hobi!, dulu tidak menyangka mampu merajut bahan-bahan sederhana ini jadi tas yang cantik ini, namun pasca resign (Mengundurkan diri) dari kerja, seorang kerabat yang lebih awal berbisnis tas rajutan itu, memotivasi ia turut merajut juga”, sebut Rika.
Bagi Rika seni merajut tidak hanya identik dengan pakaian. Kini, seni kerajinan tangan itu telah jadi sumber ekonomi, tapi permasalahannya pangsa pasarnya masih terbatas. Peminat diakui Rika masih kalangan kelas menengah ke atas, orang kantoran”, terang Rika.
Rika merintis usaha kerajinan itu bersama suami di Sijunjung, awal tahun 2019. Dari Sijunjung Rika hijrah ke kampung halaman, memulai merintis usaha rajutan itu dari nol. Dimulai dari mencari peminat.
Meski sudah berada dikampung sendiri, ternyata pemesan banyak yang datang dari Sijunjung. Ketika di Sijunjung, terang Rika, dalam satu bulan menerima 4-5 orderan. Rika menjual dengan harga kisaran Rp150-250 ribu. Pemasaran Rika untuk saat ini baru sebatas melalui media sosial.
Harga penjualan bervariasi, tergantung ukuran dan jenis benang yang digunakan. Untuk menghasilkan satu produk tas rajut, Rika membutuhkan waktu maksimal 2 minggu. Kendala yang dialami Rika saat ini pembuatan furing, terang Rika.(LUKMAN)