MANINJAU, Marapi Post-Bebisnis Keramba Jaring Apung (KJA) di Kawasan Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dihembus angin segar, pembudidaya itu tidak akan diusik lagi, sebab KJA sumber ekonomi utama bagi pembudidaya ikan. Yang kita jual di sektor wisata Maninjau selain itu.
Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat Rinaldi, SP Dt. Rajo Mangkuto menegaskan hal itu menjawab pertanyaan Marapi Post pada sesi diskusi reses perorangan Rinaldi dengan awak media onlane, elektronik, dan cetak di SMA Negeri 1 Tanjung Raya, Jorong Pasa Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam Sabtu (27/6/2020).
Pemerintah Daerah Sumatera Barat, lisesnsi Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat, pengurangan jumlah KJA hingga jadi 6 ribu petak, kenyataannya saat ini bukannya jumlah KJA berkurang, malah cendrung bertambah.
Dibuktikan pada berbagai pojok potensial di kawasan Danau Maninjau itu tumbuh dan berkembang KJA. Tidak lagi menggunakan bahan sederhana bambu, tapi pembudidaya sudah menggunakan besi pipa besi untuk kerangka KJA.
Selain itu, menurut petunjuk Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, jarak KJA tidak boleh dekat ke pinggir danau, paling dekat 100 meter, tapi kenyatannya saat ini, perkiraan ada yang kurang dari 50 meter jarak KJA dari pinggir danau.
Jangan lah itu diutik-utik lagi, wisata yang kita jual di kawasan Danau Maninjau ini, yang lain dari pada itu, tidak lagi mandi di danau, cukup menjual fiewnya, agrowisata, wisata budaya, wisata sejarah, dan lainnya, terang Rinaldi, SP Dt. Rajo Mangkuto.(MP-001)