LUBUK BASUNG, Marapi Post-Forum Komunikasi Pusako Tujuh Suku Nagari Manggopoh (FKPTSNM), Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Sabtu (6/3/2021) gagal rapat di Kantor Balai Adat Kerapatan Adat (KAN) Manggopoh. Sedianya forum ini gelar rapat diruangan rapat KAN Manggopoh, tapi pintu terkunci, sehingga puluhan anggota forum tersebut gagal gelar rapat di ruang Balai Adat Nagari Manggopoh tersebut.
Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Manggopoh Sutra Ali Dt. Rajo Bandaro, menjelaskan, Sabtu (6/3/2021) Forum Komunikasi Pusako Tujuh Suku Nagari Manggopoh akan gelar rapat membahas program perencanaan pembangunan masing-masing pusako.
Tapi ketika rapat akan dimulai, ruangan rapat KAN yang satu gedung dengan Kantor Wali Nagari Manggopoh itu masih terkunci. Kata Sutra Ali Dt. Rajo Bandaro, sudah ditanyakan, siapa yang memegang kunci, tidak ada yang mengetahui. Sudah dicari tahu, sipa yang memegang kunci, tapi tidak berhasil.
Peserta rapat, terang Sutra Ali (S.A) Dt. Rajo Bandaro, ada yang datang dari jauh, diataranya dari Padang yakni Sy Dt. Tumbijo. Beliau itu datang dari Padang hanya untuk hadir rapat Forum Komunikasi Pusako Tujuh Suku Manggopoh ini saja.
Sekretaris KAN Manggopoh, Zulkifli Dt. Rangkayo Tuo, menjelaskan, rapat ini sudah terjadwal satu kali 15 hari setiap hari sabtu. Dipilih hari sabtu, kata beliau, agar tidak mengganggu terhadap pelayananan pemerintahan nagari bagi yang berurusan ke kantor pemerintahan Nagari Manggopoh. “Setiap sabtu satu kali 15 hari sudah disepakati gelar rapat FKPTSNM”, terang Zulkifli Dt. Rang Kayo Tuo.
Dari hasil kesepakatan, karena pintu ruang rapat KAN Manggopoh dikunci, rapat dipindahkan ke Masjid Pahlawan, tapi sebelum rapat dipindahkan ke Masjid Pahlawan Manggopoh, pintu pagar masuk pekarangan Kantor Nagari Manggopoh yang teerbuat dari kontruksi besi diportal, dipatri dengan mesin las.
Sekretaris FKPTSNM Atosri Negedi menjelaskan, forum ini berkumpul gelar rapat untuk membicarakan tatakelola masing-masing kaum, sehingga semua aspek kehidupan anak nagari masing-masing kaum lebih baik, baik ditinjau dari sisi agama (Islam), budaya adat, ekonomi, dan sebagainya, sehingga kehidupan anak kaponakan lebih baik, terang Atosri Nedi.(LUKMAN)