PALUPUH, Marapi Post-Warga Mudiak Sianok, Jorong Sitingkai, Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, hendaklah hati-hati, fenomena alam tanah bergerak muncul di Jorong Koto Rantang.
Pj Wali Nagari Koto Rantang, Mai Refni minta kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap ancaman fenomena alam itu, sebab belum dapat diprediksi sampai sejauh mana tanah (lahan) itu bergerak kebawah dan akan menimbulkan bencana di Mudiak Sanok itu.
Analisis sementara gejala alam tanah bergerak di Bukit Gurun Solok dan Gurun Tambaliak terjadi karena daerah itu berada di jalur zona sesar atau patahan. Pengamatan awal BMKG Unit Observasi Global Atmospherik Watch (GAW) Koto Tabang dan Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam, Senin (9/11/2020) tanah bergerak itu berada di jalur patahan.
Fenomena tanah bergerak tersebut sudah terjadi semenjak tahun 2017, tapi kini, kondisi dan garis retakan makin panjang dan melebar. Dari hasil pengamatan, panjang retakan tanah sudah mencapai 1 Kilometer. Pergeseran tanah melingkari pinggang bukit yang melalui persawahan dan perkebunan masyarakat.
Dari pantauan terakhir pergeseran tanah makin signifikan, apalagi curah hujan yang turun dengan intensitas cukup tinggi. Patahan yang terus melebar dan menganga, diingatkan, warga yang berada di pemukiman dekat patahan, agar selalu waspada.
Kondisi tanah perbukitan yang menganga dan kondisi cuaca yang tidak stabil, dikhawatirkan terjadi bencana longsor. “Kami menghimbau masyarakat yang berada di dekat patahan, untuk tetap waspada dengan potensi terjadinya bencana”, jelas Refni.(LUKMAN)