SUNGAI PUA, marapipost.com-Jembatan Tabek Barawak, Jorong Kapalo Koto, Nagari Sungai Pua, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mulai dibangun. Jembatan ini dibangun bertujuan untuk memulihkan perekonomian masyarakat paska bencana alan banjir bandang lahar dingin erupsi Gunung Marapi yang memporak porandakan Kecamatan Sungai Pua dan Kecamatan Candung.
Pemulihan itu dilaksanakan dari berbagai sudut, baik prasarana mapun sarana, jelas Wakil Ketua DPRD Kabupaten Agam, Aderia, S.P, M.M, menjawab pertanyaan Kamis (16/1/2025) di Sungai Pua. Tahap ini dilaksanakan pembangunan Jembatan Tabek Barawak, Jorong Kapalo Koto, Nagari Sungai Pua, Kecamatan Sungai Pua.
Daerah itu adalah kawasan terdampak galodo erupsi Gunung Marapi bulan mei lalu. Sumber dana berasal dari Dana Siap Pakai (DSP) BNPB Pusat dengan jumlah Rp1.841.180.000 (Satu miliar delapan ratus empat puluh satu juta seratus delapan puluh ribu rupiah).
Bencana alam galodo dan erupsi Gunung Marapi Kabupaten Agam berdampak besar terhadap perekonomian, sejumlah sarana dan prasarana rusak, termasuk jalan dan jembatan. Kabupaten Agam terus berupaya minta bantuan pusat, atau dari pihak lain, agar perekonomian masyarakat Kabupaten Agam segera pulih.
“BNPB pusat akomodir dana DSP sebesar Rp11.149.702.000, maka dari itu upaya kita sekarang adalah berharap dari dana Rencana Rehabilitasi dan Rekontruksi Pascabencana (Rehap Rekon). Beberapa hari lalu kami sudah ke BNPB pusat koordinasi terkait penanganan dana rehap rekon ini.
Alhamdulillah disambut baik dan kita berjaung bersama sama pemerintah Kabupaten Agam untuk tambahan anggaran bersumber dari rehap rekon ini, sebab masih banyak infrastruktur vital yang mempengaruhi ekonomi masyarakat, baik jalan, jembatan irigasi yang rusak parah, termasuk sumber air bersih”, papar Aderia.
Dalam pembahasan anggaran APBD Kabupaten Agam, tutur Ade lagi, kita selalu menyampaikan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), penanganan terdampak bencana ini lokus yang di ajukan ke pusat banyak, namun tentu perlu pengawalan agar jembatan ini dapat terakomodir. “Alhamdulillah terakomodir, sesuai harapan, namun masih banyak infrastruktur vital yg belum terakomodir”, terang Aderia lagi.
Pada awalnya, direncanakan akan dianggarkan dilokus ini untuk sabo dam dari balai sungai, namun tidak jadi, dan kita berupaya dan berdoa untuk tahun 2026 nanti dapat di bangun sabo dam, sebab lokus ini merupakan aliran larva, apabila terjadi erupsi Gunung Marapi, karena itu kita selalu meminta dan mengawal, sehingga dapat dibangun jembatan ini.[lk]