KABUPATEN AGAM, marapipost.com-Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Candung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat ditimpa badai dahsyat. Viral informasi terjadi diperguruan ini kasus perbuatan cabul seorang oknum ustadz di MTI Candung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Peristiwa ini sungguh membuat tercemar besar-besaran daerah yang dikenal dengan visi dan misi Agam Madani. Kemana muka akan dihadapkan, malu tiada taranya diderita ditanggung Kabupaten Agam dengan Agam Madani.
Aib ini tidak mungkin ditutupi dengan emas dan perak, tabuh berdenang sudah viral. Sorak sudah kedala luarh yang dalam, bergaung dimuka bumi. Walau pihak Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang buka suara kasus dugaan berbuat cabu seorang oknum guru lelaki kepada lelaki (Sodomi). Tidak sedikit, oknum ustaz mensodom puluhan santri laki-laki di ponpes tersebut. “Aduuuuuuh!, malunya”.
Pihak yayasan Ponpes MTI Canduang mengaku telah mengambil tindakan keras usai kasus tersebut yang sudah terlanjur mencuat sampai kelangit ketujuh. Yayasan mengakui, pelaku merupakan seorang ustaz di sekolah Islam tersebut, berinisial R dan kini telah ditahan pihak Polresta Bukittinggi. Sebelumnya kemana pihak tibum, yang terdiri dari berbagai unsure dan petinggi itu.
Ketua Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli yang menaungi MTI Canduang, Syukri Iska mengatakan bahwa pihaknya telah memberhentikan oknum ustaz tersebut. Tindakan itu benar, tapi nama sudah jatuh terpuruk, arang tercoreng di “Kaniang” (Kening), kemana muka akan dihadapkan. Orang ketawa, kita ketawa, tapi yang diketawakan orang adalah kita, aaaaaduh!.
Muka alumni MTI ini yang tersebar dinusantara, bahkan luar negeri, sungguh dapat tekanan jiwa. Saya bukan alumni MTI ini, tapi saya bangga dengan MTI Candung ini, karena para aluni dan alumnusnya terpakai ditengah masyarakat. Tetangga dan keluarga saya ada beberapa orang tamatan disini, semoia ia tidak mendapat kabar kasus sodomi seperti yang terjadi dimasa Nabu Lut dulu, walau kejadian ini baru menimpa puluhan orang, pelakunya oknum uztadz pula.
Dalam pemeriksaan polisi, yang bersangkutan dikhabarkan sudah mengaku dan statusnya sudah naik jadi tersangka. Yayasan sudah memutuskan untuk memberhentikan sebagai guru di sekolah dan pembina di asrama, kata Syukri kepada Suara.com, Jumat (26/7/2024).
Syukri Iska mengatakan, pihak yayasan sangat menyesali peristiwa memalukan tersebut. Dia menegaskan bahwa aksi tak senonoh itu di luar dugaan pihak sekolah dan yayasan. Tapi yang jadi pertanyaan sudah berapa lama peristiwa ini terjadi. Mungkinkah terjadi tiba-tiba saja, tidak ada angin tidak ada riak?. “Poin pokoknya pihak yayasan menyesali, ini di luar dugaan. “Kami syok”, ungkap Syukri.
“Kami sedang syok semua. Kami sedang berusaha membesarkan lembaga, tapi ada juga yang merusak”, sambungnya lagi. Saya mengakui, bahwa saya yang menurunkan artikel ini belum datang ke TKP, artikel baru bersumber dari terbitan berbagai media online saja, tapi saya kasus memalukan ini benar terjadi.
Kasun sodomi ini sedang ditangani Polresta Bukittinggi akan jadi sejarah buruk yang diderita dalam waktu yang panjang, bahkan mungkin sampai hari kiamat. Tapi hal ini hanya perasaan penulis, mudah-mudahan saja, tidak lama kemudian setelah kejadian ini, orang-orang melupakan, seolah-olah tidak penting untuk dikenang.
Berapa jumlah pasti santri yang jadi korban, belum diketahui secara pasti, namun terbetik santri yang menjadi korban puluhan orang, dan status santri yang korban itu bagaimana sekarang, tentu ia sungguh malu sekarang. Korban puluhan orang menurut polisi itu baru sifatnya sementara, Cuma batasan yang puluhan orang itu dimana.
Kasus ini akan segera dirilis pihak kepolisian secara resmi kepada awak media. Detail kasus akan disampaikan pihak kepolisian. Polisi merilis, itu memang sudah tugasnya, tujuannya untuk memperjelas bagaimana sesungguhnya kasus itu terjadi, agar tidak penjelasannya tidak simpang siur.[lk]