KABUPATEN AGAM, marapipost.com– Kompeks sekolah dijadikan tempat pengungsian dan posko utama penanganan dampak bencana banjir bandang lahar hujan Gunung Marapi, SDN 08 Kubang Duo, Jorong Koto Panjang, Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, berlakukan belajar sistim daring untuk seluruh murid.
Pemakaian kompleks sekolah sebagai lokasi penampungan sejak tanggal 12 Mei lalu, selain tempat penampungan para pengungsi korban bencana yang saat ini mencapai 205 orang dan juga halaman sekolah sebagai posko utama sampai proses penanganan darurat dinyatakan selesai.
Kepala SDN 08 Kubang Duo Febrinelly, S.Pd,SD, saat ditemui Jumat (17/05/2024) menyebutkan sekolah SDN 08 ditunjuk dan ditetapkan sebagai Posko Tanggap Darurat Bencana oleh Pemkab. Agam pasca bencana banjir bandang yang melanda wilayah kabupaten Agam, terutama wilayah Kecamatan Canduang.
Menyikapi dampak bencana yang terjadi, termasuk dijadikannya kompleks sekolah sebagai tempat menampung para pengungsi dan menjadi posko utama penanganan dampak bencana, pihak sekolah mencari solusi untuk proses pembelajaran dengan sistim daring dan luring”, proses pembelajaran itu segera diberlakukan.
Adapun jumlah siswa SDN 08 Kubang Duo sebanyak 196 orang dan tidak muat bila memakai gedung TK atau gedung MDTA. Bila dipakai gedung SMK Negeri 1 Ampek Angkek juga tidak memungkinkan. Cukup jauh sementara jalan terpaksa melingkar. Apalagi jembatan yang ada akan diperbaiki tentu tidak bisa para orang tua atau siswa menuju lokasi, kata Febrinelly.
Dijelaskan Febrinelly, untuk pembelajaran luring, sekolah akan menggunakan gedung MDA Koto Panjang yang berjarak 1 kilometer dari gedung SDN 08 Kubang Duo saat ini, yang sudah diinformasikan kepada seluruh orang tua siswa.
“Secara luring, kami diperintahkan untuk menggunakan gedung MDA Koto Panjang dan hal itu telah kami sampaikan kepada seluruh orang tua siswa. Jika orang tua siswa keberatan dengan pembelajaran luring, maka pembelajaran daring akan tetap dilaksanakan, ulasnya.
Pembelajaran daring ini dimungkinkan karena jaringan internet di daerah tersebut tidak terganggu, dan sebelumnya pembelajaran daring sudah berjalan dengan baik tanpa hambatan berarti.
Pihak sekolah berupaya untuk kembali melakukan pembelajaran tatap muka (luring) setelah masa tanggap darurat berakhir, dengan harapan proses belajar mengajar dapat berjalan normal kembali.
Terhadap sejumlah siswa yang terkena dampak bencana dimana semua pakaian dan alat tulisnya terbawa arus banjir bandang. Maka pihak sekolah mencarikan solusi untuk pakaian seragam siswa yang keluarganya terdampak bencana Sabtu (11/5/2024).
Kepala sekolah bersama guru juga berharap kepada pemerintah untuk dapat menambah guru di sekolah ini. Jumlah guru negeri ada 3 selebihnya honor, kata Febrinelly dihadapan Sekda Agam Edi Bupati Jumat kemaren.
Sekda Agam Edi Bupati langsung menanggapi untuk penambahan guru diupayakan dan satu lagi karena sekolah SD Negeri 08 Kubang Duo dipakai untuk pengungsian, ternyata toilet terbatas, perlu dibangun toilet, katanya.[Yun.S]