TANJUNG RAYS, marapipost.com-Sebanyak 563 orang siswa bersama majelis guru dan pegawai SMA Negeri 1 Tanjung Raya mengikuti Pesantren Ramadhan selama Ramadhan 1444 Hijriyah dipusatkan di tiga masjid besar di kecamatan Tanjung Raya.
Demikian disampaikan Wakil Kesiswaan Lidya Ningsih, S.Pd, sekaligus ketua pelaksana kegiatan Pesantren Ramadhan SMA Negeri 1 Tanjung Raya.
Sejumlah siswa dan majelis guru turut hadir mendampingi saat kegiatan termasuk pelaksanaan shalat tarawih baik siswa maupun guru hadir dan punya catatan sendiri. Siswa selain mencatat guru juga punya catatan khusus saat menghadiri majelis selama ramadhan.
Siswa yang mengikuti pesantren ramadhan telah dibagi menurut lokasi tempat tinggal yang dekat dengan lokasi masjid tersebut, termasuk siswa SMK Negeri 1 Tanjung ikut bergabung dalam kegiatan pesantren tersebut.
Tiga masjid yang dipakai di untuk kegiatan pesantren ramadhan adalah: Masjid Raya Maninjau, masjid Raya Bayua, dan Masjid Alqarin Koto Kaciak.
Pesantren ramadhan secara keseluruhan dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumatera Barat tanggal 27 Maret yang lalu melalui virtual zoom meeting.
Lidya Ningsih menyebutkan yang diharapkan saat kegiatan bagaimana generasi muda bisa kembali ke masjid dan mudah serta cinta dengan masjid.
Terkait keberadaan kehadiran siswa saat kegiatan melalui absensi pelaksanaan Pesantren Ramadhan.
“Absensi adalah instrumen untuk memastikan kehadiran. Tidak ada perintah untuk selfie-selfie. Itu inovasi yang tidak berguna. Cukup foto bersama usai kegiatan.
Pesantren Ramadhan Kolaborasi Sumbar berlangsung dari 28 Maret hingga 17 April 2023. Kegiatan diikuti oleh seluruh peserta didik SD, MI, SMP, MTs, MAN, MAS, SMA, SMK, dan SLB se-Sumatra Barat di masjid-masjid dekat domisili.
Adapun materi selama pesantren ramadhan adalah: Bahaya syikrik, Sumbang 12, Narkoba, Keutamaan dan hikmah shalat, Tafsir surat Ad Dhuha, Meneladani keteladan Alfati, Sejarah PDRI, Nasionalisme dan anti korupsi, Bahaya Bullying, Prilaku menyimpang, dan Praktek penyelenggaraan jenazah, dan pendidikan anak di era digital.
Sebagai nara sumber, selain majelis guru, juga dipercaya narasumber tokoh masyarakat yang sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing.
Pesantren berlangsung 5 hari kerja setiap pekannya, di mana setiap hari Jum’at dan Minggu libur. Selama Pesantren para peserta juga diberikan materi-materi penting seperti fiqih ibadah, hafalan ayat, dan tahsin qur’an. Demikian ditambahkan Lidya Ningsih. [Yun.S]