TIGO NAGARI, Marapi Post-SMP Negeri 1 Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, maju selangkah lagi. Kemajuan yang dicapai SMP Negeri 1 Tigo Nagari, sudah memiliki pustaka digital. Kelebihan memiliki puastaka digital, pelajar tidak perlu repot-repot lagi membeli buku, tanpa buka pelajardapat belajar.
Ada 8 SD pendukung SMP Negeri 1 Tigo Nagari SMP Unggulan sudah edukasi dan publikasi pada beberapa waktu lalu, dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Sukardi S Pd MM, dan tokoh masyarakat lainnya di Kecamatan Tigo Nagari.
SMP Negeri 1 Tigo Nagari sudah memiliki pustaka digital, selain itu SMP Negeri 1 Tigo Nagari juga sekolah unggulan di Kabupaten Pasaman. SMP Negeri 1 Tigo Nagari menyediakan pustaka digital, karena dunia perpustakaan semakin hari semakin berkembang dan bergerak terus kedepan.
Perkembangan dunia perpustakaan itu didukung perkembangan teknologi informasi dan pemanfaatannya yang telah merambah ke berbagai bidang. Hingga saat ini tercatat beberapa masalah di dunia perpustakaan yang dicoba didekati dengan menggunakan teknologi informasi.
Dari segi data dan dokumen yang disimpan di perpustakaan, jelas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasama, Sukardi S Pd MM beberapa waktu lalu, menjelaskan, adalah dimulai dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku tanpa katalog, kemudian muncul perpustakaan semi modern yang menggunakan katalog (index).
Kemudian katalog mengalami metamorfosa menjadi katalog elektronik, lebih mudah dan cepat dalam pencarian kembali koleksi yang disimpan di perpustakaan. Koleksi perpustakaan juga mulai dialihmediakan ke bentuk elektronik yang tidak memakan tempat dan mudah ditemukan kembali.
Ini adalah perkembangan mutakhir dari perpustakaan, yaitu dengan munculnya perpustakaan digital (digital library) memiliki keunggulan kecepatan pengaksesan, karena berorientasi kedata digital dan media jaringan komputer (internet), jelas Sukardi.
Pengembangan perpustakaan menuju digital library sebenarnya bukan sekedar menyesuaikan dengan berkembangan teknologi informasi, tetapi lebih dari itu, karena tuntutan adanya perubahan paradigma yang mencakup adanya peubahan paradigma dalam pembelajaran dengan E-learning, perubahan dalam komunikasi ilmiah yang mengarah kepada e-research, serta kebutuhan mendesak untuk menciptakan information literacy, kata Sukardi.(lk)