MANINJAU, Marapi Post-Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Sumatera Barat, mengakui, Maninjau, Kecamatn Tanjung Raya, Kabupaten Agam, pertama menggagas pengembangan Tanaman Porang di Sumatera Barat.
Karena itu Sumatera Barat menjadikan Nagari Maninjau, sebagai sentra Porang Sumatera Barat. “Baru kali ini gagasan tanaman porang muncul di Sumatera Barat, karena itu Sumatera Barat akan menjadikan Maninjau sebagai sentra Tanaman Porang”, tegas Ir. Elviana Anwar.
Kepala Dinas TPHP Sumatera Barat, diwakili Kepala BBI Ir. Elviana Anwar, M.M menyatakan dalam sambutannya pada acara pembukaan tanam perdana Tanaman Porang di Villa Monggong Hill Cafe Rabu di Pasar Maninjau Kamis (5/11/2020). Bersama rombongan dari Padang; TPH dan Perkebunan Masniati, KPHL Solok Selatan Hamdani, Ketua DPW P3N Sumatera Barat Dirmansyah
Acara ini diapresiasi Elviana Anwar, karena acara ini juga dihadiri seniornya orang pertanian Ir. Nasmiati Nazar, yang akrab disapa waktu dulu Ir. Emi Nazar, mantan Penyuluh Pertanian Sepesialis (PPS), juga mantan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, juga mantan Kepala Inpektorat.
Pengembangan tanaman porang di Maninjau adalah Gerakan Cinto Maninjau. Porang (Amorphophallus oncophyllus) sudah dibuming Menteri Pertanian Januari 2020 di Jakarta. Awalnya porang ini hanya tanaman hutan liar keluarga atau famili dari bunga bangkai.
Sektor pertanian, terangnya lagi, tidak terkena resesi pandemi Covid-19. Dijelaskan porang berperan ganda, sebagai bahan pangan, sebagai bahan baku lem kapsul, di Jepang, porang sebagai bahan baku pembuatan beras, karena kadar energinya tinggi. Budidaya porang di Sumatera Barat 2021.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam Ir. Arief Restu, M.Si, menjelaskan, berkembangnya tanaman porang di Kawasan Maninjau, merupakan alih usaha dari laut ke darat. Sebelumnya Maninjau dikenal dengan penghasil beras enak dikenal dengan ‘Bareh Danau’, masa akan tiba, Maninjau juga akan terkenal dengan sentra porang, merupakan alih usaha dari danau kedaratan.
Camat Tanjung Raya, diwakili Kasi Tata Pemerintahan Bayu Wiranata Agriwijaya, menyampaikan pesan camat, yang tidak sempat hadir, katanya Camat sangat mendukung program pengembangan porang ini.
Wali Nagari Alfian, menjelaskan, Nagari Maninjau, era tahun 70-80 sangat jaya dikenal sebagai penghasil cengkeh, namun pada gilirannya tanaman cengkeh itu musnah. Semenjak itu hingga kini banyak lahan yang ditinggal (Tidur), karena itu, sebagai pengganti tanaman cengkeh, dikembangkan porang, Alfian sangat mendukung, ia akan anggarkan pembelian bibit dari anggaran nagari, ia bertekat 5 jorong yang ada di Maninjau dapat ditanami porang.
Pengembangan tanaman porang di maninjau ini dorongan penuh Bunda Rosmi Rizal, Ir. Emi Nazar, Harmen Yasin, dan lainnya. Petugas BKSDA Resor Agam Ade Putra menjawab pertanyaan Marapi Post menjelaskan, ditinjau dari sisi batas hutan kewenangan BKSDA Resor Agam, lokasi penanaman porang di Maninjau tidak termasuk kedalam hutan kewenangan BKSDA Resor Agam.(LUKMAN)