LUBUK BASUNG, Marapi Post-Ronni Yenes, pemuda asal Surau Kariang, Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada usia yang terbilang muda sudah berhasil menamatkan pendidikan S-3 dengan gelar Doktor (Dr).
Roni, Selasa (27/10/2020), jenjang pendidikan yang telah ditempuh Roni, strata satu (S1) di Universitad Negeri Padabg Jurusan Kepelatihan Olahraga.
Kemudian melanjutkan pendidikan studinya ke program Magister Manajemen Pendidikan Olahraga di Universitad Negeri Padang. Tidak berhenti sampai disitu, tapi lanjut pendidikan ke S-3 pendidikan doctoral di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Pria yang lahir 35 tahun silam dari pasangan Syafruddin dan Yenni Frianty ini, berhasil meraih gelar doktor dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada usia 33 tahun. Ronni meraih gelar doktor dalam kurun waktu empat tahun.
Dikatakan Ronni, kecintaannya terhadap olah raga juga menjadi motivasinya untuk menamatkan pendidikan doktor. Bahkan, dalam masa kuliah dirinya pun didapuk menjadi pebasket yang mewakili Sumatera Barat di Pekan Olahraga Nasional (PON) di Kalimantan Selatan.
Kecintaanya terhadap dunia pendidikan dan olahraga sekaligus mengantarkannya sebagai Ketua Umum Persatuan Basket Indonesia (Perbasi) Sumatera Barat. Tidak hanya itu, ia juga dipercaya sebagai pengurus pusat Perbasi di bidang Iptek.
Dulu Roni pernah bermain di Kobatama dengan Klub Analisa Medan di tahun 2008. Kunci keberhasilan Ronni untuk meraih gelar yang jadi keinginan sebagian besar pencinta pendidikan itu.
Kata Roni, selagi masih ada kemauan, banyak hal positif yang dapat dilakukan, intinya fokus dan nawaitu yang lurus.
Kata pemuda yang bercita-cita jadi dokter itu, kesuksesan hanya dapat diraih dengan komitmen dan konsistensi. Baginya, niat yang baik akan membawa seseorang kepada kehidupan yang lebih baik pula.
Jika fokus dalam mengerjakan sesuatu, insyaAllah dapat dicapai, nikmati setiap prosesnya, hidup akan menggiring ke tempat seharusnya berada, kata Ronni.
Pendidikan, kata Roni adalah fondasi dari segala hal. Tanpa pendidikan, generasi muda akan kehilangan arah dalam menjalankan peranan sebagai penerus bangsa.
Karena itu ia memilih dan fokuskan didunia pendidikan sebagai bentuk sumbangsih terhadap peradaban bangsa. Momen sumpah pemuda dapat jadi pengingat bagi generasi muda akan peranannya, terpenting jangan sesekali melupakan sejarah, katanya.
Ronni berharap peringatan hari sumpah pemuda tidak sekadar dimaknai sebagai perayaan seremonial tanpa arti. Menurutnya, sumpah pemuda merupakan komitmen penegasan cita-cita kesatuan yang dituang dalam ikrar seruan bersatu.
Setidaknya lakukan suatu hal yang disukai dengan fokus, dan niatkan apa yang dilakukan sebagai ikrar menuju kehidupan yang lebih baik, ujar Ronni.(LUKMAN)