LUBUK BASUNG, Marapi Post-Belasan warga, terdiri apak-apak, amak-amak, dan anak-anak, Sabtu (19/9/2020) berkumpul diperempatan (Simpang IV) Jalan Rimbo Talang, Jorong Batu Hampa, Nagari Manggopoh, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Warga itu berumpul memohon agar jalan kekampung mereka melintasi Pandam, Rimbo Talang, Batu Kangkung tidak dihimpit Jalan Utama PT. Bukit Sawit Semesta yang investasi mendirikan pabrik pengolahan buah sawit Tandan Buah Segar (TBS).
Semenjeka PT. BSS membangun jalan utama menuju pabri yang ia bangun berpotonagn dengan jalan swadaya, lalulintas mereka terganggu, sebab, katanya jalan kampung yang selama ini ia lalui itu dihimpit jalan ke pabri PT. BSS. Karena itu ia ajak kesemua itu hadir berkumpul diperempatan jalan tersebut, menuntut agar jalan mereka itu dibebaskan dari himpitan jalan ke Pabrik PT. BSS.
Indra Joni (35), mengurai, ia bersama apak-apak lain, amak-amak, anak-anak dtang kesini berjuang, karena sudah kehabisan kekuatan, Wali Nagari Manggopoh, ninik-mamak tidak memperjuangakan kami, karena tidak yang memperjuangkan nasib kami, makanya kami kini yang berjuang bersama emak-emak, anak-anak, terang Indra Joni.
Indra Joni berkumpul bersama apak-apak lainnya, amak-amak, anak-anak menunggu kedatangan wali nagari, siapa nama wali nagari, begitu juga ninik mamak, tidak juga ia sebutkan ninik mamak yang mana yang dimaksud Indra Joni.
Sebelum wali nagari datang ia mengaku tidak akan pulang, ia tunggu wali nagari datang untuk menyelesaikan tuntutannya itu, demi kelancaran lalulintas perhubungan dalam beraktivitas membangun ekonomi, jelas Indra Joni. Tapi hingga siang, bumi kawasan itu disungkup teriknya mentari, sang wali nagari tidak muncul.
Emak, mengaku bernama Tuti (60), alamat di Jorong Balai Satu, sawahnya tertimbun sebagian dari hanyutan tanah galian bukit, tidak pernah diselesaikan. Sudah berkali-kali disampaikan, karena tidak ada yang memperjuangkan, hingga belum dapat penyelesaian, makanya ia datang bersama-sama kesini, terang emak Tuti. Sampai apak-apak, amak-amak, dan anak-anak itu bubar sang wali nagari tidak datang.(LUKMAN)