MANINJAU, Marapi Post-Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Agam Cendekia di Koplek Udiklat PLN di PLTA Maninjau, Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam, Sumatera Barat, tetap action (Aktif) pada pandemi Corona (Covid-19) selenggarakan PBM tetap mempedomani protokol kesehatan.
Kepala sekolah M. Hernandar, S.Pd, M.Pd, menjelaskan di PLTA Maninjau di Mukomuko, menjelaskan, meski Covid-19 masih gentayangan, namun aktivitas sekolah tetap jalan, sesuai dengan petunjuk protokol kesehatan.
Hal itu dijelaskan M. Hernandar Jumat (4/9/2020) kepada beberapa wartawan diruang kerja majelis guru. Didampingi Ketua Komite, Edi Yarman, mengakui, aktivitas PBM tidak senormal pada masa sebelum pandemi Covid-19, tapi sekolah tetap berupaya semaksimal mungkin, edukasi PBM sesuai keadaan masa kini.
Edukasi, adalah suatu proses pembelajaran bertujuan mengembangkan potensi diri pada peserta didik dan mewujudkan suatu proses pembelajaran yang lebih baik. Memiliki tujuan mengembangkan kecerdasan, kepribadian, dan mendidik akhlak menjadi akhlak yang mulia.
Dalam mendidik, edukasi itu, terang M. Hernandar, dapat dilakukan dari anak masih bayi sampai dengan seumur hidup. Meski masih dalam kondisi pandemi, edukasi di SMA Negeri Agam Cendekia tetap jalan, namun disesuaikan dengan petunjuk dan aturan yang ada.
Menjawab pertanyaan, SMA Negeri Agam Cendekia ini, adalah sekolah ternama, mengaum dimana-mana, karena rata-rata kelulusannya dapat melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi bergengsi, apakah ada siswa yang bersekolah disin dari keluarga kurang mampu?.
Pertanyaan ini dijawab Kepala sekolah H. Hernandar, diawali dengan senyum, Ketua Komite Drs. Edi Yerman, juga turut ketawa. “Ada, ada memang, secara ekonomi ada siswa dari keluarga kurang mampu, sehingga Komite Sekolah mencari bantuan pembiayaan kepada pemerhati penddikan.
Anak-anak yang keluarganya kurang mampu dibantu pembiayaannya CSR, komite sekolah berusaha mencari donatur. Kalau ada orang yang bilang, bersekolah di SMA Negeri Agam Cendekia itu harus orang yang mampu, itu memang benar.
Tapi pengertiannya adalah mampu mengikuti pendidikan, sebab sekolah di SMA Negeri Agam Cendekia, belajarnya betul-betul penuh, tidak ada waktu bermain. Kalau ada yang bilang, sekolah disini hanya anak orang kaya, itu adalah sangat salah persebsinya, terang Ketua Komite Edi Yerman. Ada sebanyak 60 siswa yang sekolah disini, biaya makannya ditanggung sekolah (gratis) tapi yang uang sekolahnya tetap dipungut, katanya.(LUKMAN)