Oleh: Desriyanto
Berawal dari telah di Launchingnya Kampus Nagari oleh Camat Matur Edo Aipa Pratama, S.STP, baru-baru ini di Nagari Lawang kecamatan Matur, Kabupaten Agam. Hal ini sesuatu yang menarik dari kegiatan ini adalah upaya besar dari tokoh-tokoh penggerak agar pendidikan anak Nagari Lawang tetap berjalan meskipun terdampak pandemi Covid-19.
Apa yang digambarkan oleh Camat Matur Edo Aipa Pratama bahwa yang namanya kampus tentu dipimpin oleh seorang Rektor. Seorang Rektor sebagai lokomotor, hendaknya mampu menggerakkan semua rangkaian dan semua element bersinergi untuk terus mendorong Inspirasi Kampus Nagari.
Kita berharap kegiatan Kampus Nagari pada dasarnya tidak bergerak dalam pendidikan saja, tetapi juga memasukkan semua unsur, seperti mengembangkan kreasi seni anak nagari, pasambahan adat, mempelajari ilmu agama, tajwid beserta makhrajnya, termasuk belajar irama bagi yang akan menjadi Qori dan qori’ah. Belajar berwirausaha, pendidikan dasar sebagai pendakwah, khatib jum’at, atau penyuluh agama termasuk soal perempuan dan soal alua jo patuik, serta banyak lagi yang bisa dimasukkan pengajaran dalam kampus nagari tersebut.
Yang namanya kampus ada rektor, ada pembantu rektor, dekan dan dosen serta staf yang akan memperlancar jalannya gerbong lokomotif ke jalan yang sudah ada jalur, rel dan alurnya.
Siapa yang akan menjadi pelaku dan penggerak semua itu adalah wali nagari sebagai rektor, para tokoh dan ketua KAN, Bamus, ada ninik mamaķ selaku dosen para tokoh pendidikan umum dan agama, serta semua unsur yang mampu menggerakkan roda pendidikan dan keterampilan di Kampus Nagari.
Satu hal yang membanggakan di Nagari Lawang yang sudah memperoleh berbagai nama di tingkat kabupaten, provinsi, nasional dan bahkan internasional, baik dari segi potensi sumberdayä alam, sumber daya manusia, cukup memberi andil, baik warga masyarakatnya yang ada di kamoung dan diperantauan cukup mensupport.
Dengan adanya Kampus Nagari Lawang, kita masyarakat nagari yang ada di kampung halaman, dan bahkan dari perantau turut mendukung dan bangga dengan gagasan anak nagari Lawang yang membentuk Kampus Nagari.
Kampus nagari Lawang memberi sepenggal harapan nilai estetika bagi penggiat Kesenian di Nagari Lawang. Sanggar Sari Banilai contohnya, yang kerap kali menyuguhkan berbagai sajian estetika seni di Lawang, turut hadir memberikan persembahan pada saat acara pembukaan berlangsung launching kampus nagari, di halaman kantor Nagari Lawang.
Sepenggal Estetika yang muncul kepermukaan adalah suatu elaborasi nilai pandang yang jelas pada tupoksi keberlangsungan proses berkesenian di Nagari Lawang. Tidak bisa dipungkiri, masa pandemi Covid-19 yang menyusuri seluruh sektor itu juga menjadi hambatan besar munculnya nilai estetika tersebut.
Hambatan dan tidak terlaksananya serangkaian kegiatan akubat dampak Covid-19, yaitu mulai dari ditundanya pertemuan Rutin Sanggar Sari Banilai, Persembahan Acara Festival Matrilini (Sijunjung) dan proses keberangkatan menghadiri persembahan acara Jabatan Kebudayaan Kenegaran (JKN) Malaysia yang telah dijadwalkan Agustus 2020 ini.
Penundaan proses kreatif tersebut memberikan stigma yang jelas pada Statistik kreatifitas sanggar Sari Banilai Lawang. Statistik yang semakin menurun dari sektor produktivitas seni anak Nagari.
Dengan tampilnya anak mudo group seni Sari Banilai pada pelaksanaan kegiatan Launcing Kampus Nagari baru-baru ini, ada hal yang tersirat dan dijadikan ambigu atau ketetapan yang bermakna dalam penafsiran makna bagi anggota Sanggar Sari Banilai, yang didominasi anak-anak.
Jika peruntukan dengan makna kata “Kampus” tentunya alur tersebut berlainan dengan pola untuk mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Hal ini bermuara dari penggunaan kata Kampus Nagari yang digagas oleh Mahasiswa Nagari Lawang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “Kampus” adalah Lingkungan Bangunan Utama Perguruan Tinggi (Universitas, Akademi) Tempat belajar dan administrasi berlangsung. Berangkat dari inti pernyataan tersebut, tentunya terdapat pemaknaan kata yang berdampak positif bagi anggota Sanggar Sari Banilai.
Anggota Sanggar yang didominasi oleh Pelajar SD dan SLTP di Nagari Lawang juga terdampak pada pelaksanaan proses belajar dan mengajar di Sekolah mereka.
Tertumpang harapan dilaunchingnya kampus nagari Lawang akan menambah marak dan berkembangnya estetika nilai seni tradisional khususnya dan semua kegiatan berdampak penambahan pengetahuan pada umumnya dapat digerakkan dari Kampus Nagari, semoga. ( * )
Penulis, Desriyanto *)
Editor : Yunaidi.S