LUBUK BASUNG, marapipost.com-Tidak terasa, masyarakat Padang Mardani, Jorong Manggopoh Utara, Nagari Manggopoh, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang menggarap lahan eks HGU 6 PT. Inang Sari, sudah panen jagung. Hasilnya sungguh memuaskan. Hingga Minggu (13/7/2025) baru 17 ton sudah yang sudah jelas hasil panen.
Tokoh masyarakat Defrizal, menjelaskan, panen jagung sudah dimulai semenjak Minggu (6/7/2025), hingga Minggu (13/7/2025) yang panen baru sekitar 5 hektar, dan seluruhnya yang akan dipanen pada lahan eks HGU 6 PT. Inang Sari ini sekitar luas 35 hektar.

Masyarakat, jelas Defrizal yang akrab Auang ini, merasa bersyukur, karena produksi jagung sangat menggembirakan. Dari 5 hektar tanaman jagung yang sudah dipanen, sudah didapat produksi beras jagung 11 ton, dan masih banyak jagung bertongkol yang sudah dipanen dan menumpuk untuk diolah untuk diambil jagungnya.
Pemipilan juga menggunakan alat modern berkapasitas tinggi, sehingga perontokan jagung dapat dilaksanakan begitu cepat, begitu jagung bertongkol masuk mensin, keluarnya sudah beras jagung, hebatnya langsung terpisah dari kulit dan tongkol. Tongkol jagung jadi tepung, menyatu dengan klobot pembungkus tongkol, sementara beras jagung langsung masuk karung (Goni), dan siap untuk ditimbang.
Cuma yang masalah saat ini ini harga beras jagung sedikit turun, untuk Hari Minggu (13/7/2025), harga beras jagung dijemput pedangang pengumpul kelokas yang dapat dilintasi kendaraan roda empat Rp5.100 per kilogram, turun dari harga sebelumnya. Dengan harga Rp5.100 per kilogram, bearti untuk satu hekatr diperdapat hasil penjualan Rp30.600.000 (Tiga puluh juta enam ratus ribu rupiah) per hektar, lumayan juga hasilnya, tutur Auang.
Usai panen ini, masyarakat sepakat untuk menanam kembali, jelang HGU ini diperpanjang. Kalau HGU PT. Inang Sari sudah diterbitkan perpanjangannya, masyarakat tidak dapat berusaha tani menanam jagung kembali, mumpung perpanjangan HGU PT Inang Sari ini belum diterbitkan perpanjangnnya, kita manfaatkan dulu lahan ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada disekitar PT. Ianang Sari ini”, jelas Defrizal, akrab disapa Auang.
Seluas 35 hektar jagung yang dipanen pada periode ini dengan produksi 6.000 kg total produksi 210.000 kg dengan harga jual Rp5.100 per kilogram dirau penerimaan kotor Rp1.071.000.000. (Satu miliar tujuh puluh satu juta. Untuk pendapatan bersih, dikurangi dengan biaya modal, beli pupuk, beli bibit, upah tanam, upah panen, dan upah pemipilan Rp250.000 per ton.
Tapi untuk kali ini, jelas Auang, penerimaan agak tipis, sebab biaya banyak terkuras untuk biaya penebangan pohon besar yang tumbuh bertahun-tahun. Untuk penebangan pohon tersebut memerlukan biaya cukup besar, apa bila tidak ada sesuartu hal, pada penanaman kedua, dan seterusnya lah yang akan memperoleh keuntungan memadai, jelas Auang.[lk]