AMPEK ANGKEK, marapipost.com-Mantan Bupati Agam dua periode (2000-2010) H.Aristo Munandar, resmi menyandang gelar Datuak Bagindo Kayo, Pangulu Suku Koto, Kenagarian Lambah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam dalam prosesi resmi dihadiri Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, dan berbagai tokoh penting negeri ini.
Prosesi sakral malewakan gala adat Datuak Bagindo Kayo, disandang H.Aristo Munandar digelar di Medan Nan Bapaneh Pasukuan Koto, di Jorong Koto Hilalang, Nagari Lambah, Minggu, (6/7/2025), di Jorong Koto Hilalang Nagari Lambah.
Pengukuhan dan malewakan gala Datuak Bagindo Kayo yang disandang H.Aristo Munandar berjalan sakral, diawali dengan arak-arakan rombongan pengulu yang dilewakan menuju medan nan bapaneh.
Prosesi pengukuhan secara adat dilanjutkan dengan alek kebesaran adat, yang mendapat perhatian luas di Nagari Lambah, karena sudah cukup lama di Nagari tersebut tidak digelar upacara pengukuhan dan malewakan gelar adat kebesaran
Gubernur Sumbar H.Mahyeldi Ansharullah Dt.Marajo salam sambutannya menyebut seorang pengulu memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam adat Minangkabau, sebagai pemegang kedudukan yang tinggi dalam kaum, pengulu memiliki tanggungjawab yang berat dan besar terhadap anak kemenakan dan kaumnya. Pangulu harus menjadi suri tauladan yang baik dalam masyarakat, sebutnya.
Bupati Agam Beni Warlis yang hadir saat itu mengapresiasi kegiatan batagak pangulu tersebut. Menurutnya momen ini menjadi langkah besar untuk kembali membangkitkan tradisi, yang sudah lama tidak terlaksana di Nagari Lambah.
Ini merupakan kegiatan akbar sebagai upaya mambangkik batang tarandam. Sudah lama di Nagari Lambah tidak batagak pangulu, kini dipelopori bapak Aristo Munandar Dt Bagindo Kayo.
Dia berharap, setelah Suku Koto mengangkat pangulu, ke depan nagari-nagari lain di Kabupaten Agam juga turut menggairahkan kembali tradisi batagak pangulu, sebagai bagian dari pelestarian adat dan budaya Minangkabau.
Menurutnya, gelar pangulu bukan sekadar simbol adat, melainkan sebuah kehormatan, kepercayaan sekaligus tanggung jawab besar dalam memimpin dan membina anak kemenakan serta kaum.
Gelar ini sarat makna, karena berasal dari kearifan budaya lokal yang sakral. Gelar pangulu diharapkan mampu membangkitkan kepercayaan diri para pemangku adat untuk berkiprah, tidak hanya di lingkungan Minangkabau tetapi juga di tingkat nasional, tambah Beni Warlis Dt. Tan Batuah.
Rangkaian kegiatan prosesi melewakan gala kebesaran Datuak Bagindo Kayo yang disandang H.Aristo Munandar bersama panungkek, Dedi Damrudi yang menyandang gelar Datuak Gindo Rajo, dihadiri berbagai tokoh penting daerah ini.
Dihadiri Gubernur Mahyeldi Ansharull Dt.Marajo, Ketua LKAAM Sumbar Prof.Dr.H.Fauzi Bahar Dt. Nan Sati, Bupati Agam H.Beni Warlis Dt.Tan Batuah, Bupati Sijunjung Beni Dwifa Yuswir, anggota DPRD Sumbar yang juga mantan Bupati Agam dua periode H.Indracatri Dt.Malako nan Putiah, H.Nofrizon, Wakil Ketua DPRD Agam Aderia dan para pejabat daerah lain, serta SE ejumlah tokoh kecamatan se kabupaten Agam.[Yun.S]