Padang PariamanSumatera Barat

Bupati Pd Pariaman, JKA Minta Warga dan Jajaran Pendidikan Batasi HP

×

Bupati Pd Pariaman, JKA Minta Warga dan Jajaran Pendidikan Batasi HP

Sebarkan artikel ini

PADANG PARIAMAN, marapipost.com-Bupati Padang Pariaman, Sumatera Barat, John Kenedy Azis mengingatkan warga dan jajaran di Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Pariaman  membatasi penggunaan gawai atau telepon pintar terhadap anak.

Imbauan ini disampaikan bupati Selasa (11/3/2025) bertujuan untuk menjaga kesehatan, perkembangan, dan keseimbangan anak. “Gawai dapat merusak kesehatan dan karakter anak, padahal mereka tumpuan harapan kita”, kata dia di Parik Malintang.

Bupati sangat memahami, ada sisi positif penggunaan gawai itu, namun perangkat teknologi itu juga memiliki sisi negatif yang dapat merusak, dan harus dikontrol agar tidak merusak kesehatan dan karakter anak.

Karena itu, Bupati JKA tidak saja meminta orang tua untuk membatasi anak menggunakan gawai, tapi juga melarang jajaran dinas pendidikan memberikan tugas kepada siswa  menggunakan referensi internet, guna untuk meminimalisir ketergantungan anak terhadap salah satu perangkat elektronik tersebut.

Untuk mencari materi pembelajaran pada usia SD dan SMP, tutur bupati, seharusnya tidak melalui gawai namun menggunakan buku-buku, seperti yang dilakukan generasi sebelumnya, malah banyak diantaranya yang sukses.

Bupati tidak melarang siswa SD dan SMP membawa gawai ke sekolah, tapi bupati menyampaikan penggunaan gawai seharusnya dimulai pada usia memasuki SMA dan sederajat, karena sudah mulai mengetahui manfaat dari perangkat teknologi tersebut.

Menyayangi anak tidak harus dengan harta yang dimiliki, namun dengan penuh kasih sayang dan memberikan perhatian, bahkan mengajak mereka bermain dan membantu mengerjakan tugas sekolah jika mengalami kendala.

Bupati meminta orang tua untuk tidak membiarkan anak mereka bermain sendirian, karena selain ditakutkan mendapat pengaruh negatif dari teknologi, namun juga jadi korban pelaku kejahatan seksual, saat ini marak terjadi. “Bermain Hp (gawai) sendirian nanti mereka membuka aplikasi-aplikasi yang tidak seharusnya, dan yang belum saatnya mereka gunakan, kata JKA.

Pemerintah akan menerapkan proses belajar mengajar di sekolah 5 hari dalam sepekan, guna meningkatkan kualitas kebersamaan anak dengan orang tua. Permintaan pembatasan penggunaan gawai pada anak tersebut juga menjadi salah satu materi yang disampaikan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman saat bertemu masyarakat pada pelaksanaan Safari Ramadhan.

Sebelumnya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi mengusulkan agar tugas-tugas sekolah tidak lagi diberikan menggunakan gawai, melainkan dilakukan secara manual sebagai upaya mengurangi ketergantungan penggunaan gawai pada anak.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Mendikdasmen Prof Mu’ti, Kementerian PPPA mengusulkan untuk mengurangi penggunaan gadget di lingkungan anak-anak. Bagaimana bila tugas-tugas sekolah itu tidak lagi menggunakan gadget, tetapi secara manual seperti sebelum masa COVID-19”, kata Arifah Fauzi di Jakarta.

Upaya ini sekaligus mendukung rencana Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) untuk membatasi penggunaan media sosial oleh anak. Arifah Fauzi juga mengusulkan agar ada buku penghubung antara sekolah dan orang tua murid agar terjalin komunikasi dua arah dalam memantau perkembangan belajar murid.[lk]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *